Wednesday, August 02, 2006

Dewasa...

Untuk menentukan apakah seseorang dikatakan dewasa atau belum, dapat ditinjau dari berbagai sudut. Dari segi hukum, tentunya dilihat dari undang-undang dan peraturan pemerintah. Misalnya saja peraturan penggajian yang menyatakan, anak yang sudah berusia 21 tahun tidak lagi ditanggung oleh ayahnya karena telah dianggap dewasa. Begitu kata seorang pakar yang jebolan sekolah hukum.

Dari segi psikologi perkembangan kedewasaan seseorang bukan hanya diukur dari kematangan fisik (tinggi/berat badan, terjadi kematangan seksual, dll) tetapi terutama dari segi kepribadian (sosial, kognitif, emosi, dan sebagainya) meski pada masa kini tidak ada batas yang tegas dalam hal usia untuk membedakan apakah seseorang sudah tergolong dewasa atau belum.

Hal ini terungkap dari pernyataan, "adolescence begins in biology and ends in culture". Saat berakhirnya masa remaja, dimulailah masa usia muda, masa di mana seseorang dituntut untuk menjadi orang yang dewasa. Namun bagi masyarakat tertentu (juga Indonesia?), kedewasaan seseorang itu dapat saja muncul di berbagai usia, tergantung kepada tuntutan apa yang hendak diterapkan.
Seperti contoh tentang peraturan penggajian misalnya. Atau UU Perkawinan kita yang menetapkan usia 18 tahun bagi perempuan dan 21 tahun bagi laki-laki untuk diizinkan menikah (masih kita segera untuk menikah, hehehe...); atau 18 tahun untuk mengemudi mobil baik bagi lelaki maupun perempuan, dan lain-lain.

Ada masyarakat yang menetapkan seseorang dapat dianggap dewasa secara sosiologis jika telah mampu membiayai diri sendiri, telah memiliki karir, atau menikah (nah, ini menjawab pertanyaan temenku Piet tentang masalah nikah, halo Piet..! Are You hearing me?) Atau kematangan intelektual yang biasanya dicapai jika seseorang telah mampu berpikir abstrak. Atau kedewasaan emosi yang terukur dari kemampuan seseorang untuk mengontrol dirinya, telah memiliki identitas diri, dapat berpisah dari orangtua, sudah mengembangkan sistem nilai sendiri dan mampu membina hubungan persahabatan maupun cinta (kata-kata 'cinta' ini khusus untuk seseorang di Yogya sana, ini mungkin tentangmu Sayang...).
Namun perlu diingat, ada saja orang yang tetap belum dewasa secara emosional ataupun sosial berapa pun usia kronologisnya.

Dewasa, dalam kehidupan sehari-hari, mungkin merupakan suatu sikap yang ‘dianggap’ sesuai proporsinya untuk tiap-tiap suatu 'keadaan' yang dihadapinya. Mungkin gitu deh kira-kira.
Kok mungkin ya? :)

No comments: