Tuesday, July 20, 2004

Ijinkan Aku Pergi :P

Sudah seminggu ini saya tidak bisa on line :(
Modem untuk jaringan di kantor saya, jebol. Kita hanya bisa browser saja. itupun sangat lambat and very lelet :D
Begitupun dangan kesibukan saya dalam training membuat saya agak kesulitan untuk on line. Apalagi saat ini bersama wakil pekerja lain dalam wadah serikat buruh, kami sedang mempersiapkan draft Perjanjian Kerja Bersama antara Management Perusahaan dengan Serikat Buruh / Pekerja.
Saya titipkan blog ini pada teman-teman. Terima kasih sudah memberikan comment, sapaan dan canda ataupun kritik pada saya. Terima kasih pula buat teman-teman yang tetap melanjutkan aktifitas itu, walaupun (nantinya selama satu bulan) saya tidak bisa membalasnya pada saat itu juga.
Saya akan Break dulu sekitar satu bulan dan Insya Allah akan kembali lagi setelah semuanya berjalan normal seperti sedia kalanya.
Sayonara... Gambatte kudasai...!!

Monday, July 12, 2004

Aku Menyukaimu, Karena...

Pernah coba mengingat kenapa (dulu) aku menyukaimu. Sampai akhirnya kita memutuskan untuk menentukan jalan sendiri, saat kita berada di persimpangan jalan.
Ternyata banyak sekali, yang membuatku menyukaimu (setidaknya waktu itu). Inilah 13 daftar yang membuatku menyukaimu, seharusnya tanpa urutan :):
  1. Suaramu. Suaramu adalah pesona tersendiri, dan berkali-kali itu membuatku berterus terang kepadamu bahwa suaramu sangat indah, sangat merdu dan membuat sejuk telingaku.

  2. Caramu. Caramu menyampaikan perasaan dan fikiran kamu. Kamu selalu (berusaha) terbuka dalam menyampaikan apa yang kamu rasakan. Selalu gamblang dalam menyampaikan fikiran kamu terhadap suatu keadaan, terhadap apa yang saya bahas.

  3. Sifat Perasa-mu. Kamu (sangat) cepat tanggap, bila aku menyampaikan sesuatu kata tentang apa yang aku rasakan, kamu 'langsung' merasakan apa yang aku rasakan.

  4. Netralitas kamu. Kamu (paling tidak menurutku) sangat netral dalam menilai apa yang aku sampaikan. Tidak mau berpihak kepada aku, atau objek yang sedang aku bahas. Kamu selalu menempatkan sesuai proporsinya.

  5. Kamu pintar. Iya! paling tidak untuk semua yang aku diskusikan kepada kamu, kamu selalu menanggapi dengan lugas dan cerdas. (nyambung terus deh. :) )

  6. Humoris. Berbicara dengan kamu, banyak sekali yang membuatku tertawa (atau paling tidak, tersenyum) dengan apa yang sampaikan dengan cara kamu, untuk membuatku tersenyum dan tertawa.

  7. Ketegasan kamu. Kamu selalu tegas dalam berbicara, bertindak dan berbuat. tidak mencla-mencle.

  8. Kejujuranmu. Kamu selalu jujur dan menyampaikan apa yang kamu rasakan, apa yang terjadi dan apa yang ingin kamu lakukan.

  9. Kamu manja. Itu salah satu yang membuatku menjadi laki-laki yang patut memanjakanmu dan melindungimu.

  10. Kamu (sedikit?) egois. Egois untuk hal yang positif, kurasa. Kamu pernah bilang, bahwa 'aku nggak mau ada orang lain yang ada dihati kamu Lang!'. Egois bukan? tapi itu membuatku suka. Berarti kamu menginginkan aku seutuhnya.

  11. Kamu supel. Yang aku tahu, kamu banyak teman. Mungkin lebih banyak daripada temanku. Kamu punya teman satu gank, punya teman curhat (sesama perempuan), sedangkan aku tidak. Tempatku curhat (kayaknya) cuma kamu dan Tuhanku.

  12. Kamu Pengertian. Banyak teman (kamu) yang mengatakan padaku, kalau kamu adalah tempat curhat mereka. Karena kamu mau menanggapi apa yang mereka ceritakan, dan memberikan saran dengan penuh pengertian.

  13. Kamu cantik. Itu yang membuatku (merasa sangat) tersanjung. Karena bisa (waktu itu) ngobrol dengan wanita cantik, dan akhirnya menjadi pacarku. hehehe...

Setelah membaca daftar itu, aku jadi membuatku bertanya-tanya: Kenapa kita berdua bisa putus ya? :) apa memang kamu merasa bahwa dalam daftar kamu yang membuatmu suka padaku kurang dari itu? hahahaa....

Thursday, July 08, 2004

Saat Memberi, Saat Menerima

Sewaktu saya diajak teman untuk nonton di salah satu bioskop di Lippo Mal Karawaci, ada keengganan pada hati saya. Keengganan saya itu didasarkan pada (katakanlah) rasa kurang enak saya. teman yang yang ngajak nonton itu adalah teman lama saya. Kabar terakhir, teman (juga) tapi berjenis kelamin cowok sedang berusaha mendekati si teman lama (wanita tentu saja) ini. Sahingga, ya... sahingga :D saya merasa 'kurang enak hati' bila harus nonton berduaan bersama orang yang sedang didekati oleh teman saya. salah-salah, nanti dibilangin pagar makan pepohonan hehehe...
untungnya, teman wanita tadi (aduh...! malah susah. sebut aja dia Santi deh! :P) mau ngartiin perasaan saya. dia ngajak teman lagi, cewek. maka jadilah kami bertiga nonton. Tapi... ya, tetapi... saya ngajuin syarat, yang milih filmnya saya. hehehe...
Spiderman 2! itu yang salah pilih. udah hampir habis masa diputarnya.

Filem dengan durasi 2 jam lebih itu, memang bagus. banyak pesan moral yang disampaikan.
Pada saat nonton itulah, dialog antara saya dan Santi banyak terjadi.
Santi merasa, bahwa dia kurang begitu cocok dengan cara atau tingkah pola teman saya (sebut saja Nico) yang menurutnya over agresif dalam mendekati dia. Menurut Santi, wanita, pada dasarnya akan merasa sangat tersanjung bila dia 'diwanitakan'!! nah, loh. apa pulak itu.
"saya nggak perlu diajak kemana-mana, naik motor. terus begadang ke pantai. atau jalan-jalan seharian. Nggak perlu itu. Saya sudah cukup merasa senang, bila seminggu 2 ato 3 kali di telpon. terus, sebulan sekali nonton bareng kayak gini...."
Saya mah, cukup jadi pendengar aja kalo udah bicara tentang selera wanita seperti ini. Bukan apa-apa, kalo menurut Nico "Santi lebih senang di ajak jalan atau shopping, daripada diajak bicara soal pekerjaan atau masalah lain". hehehe... kontradiktif ya?
Saya sih, nggak langsung semua masuk ke dalam hati saya. Karena saya juga tahu, yang sering ngajak pergi itu adalah Nico, bukan Santi.
Saya hanya mempunyai pandangan sendiri tentang suatu relationship, baik itu friendship / pertemanan maupun percintaan.
Suatu hubungan persahabatan (antara wanita dan pria) tidak selalu harus terjadi dalam konteks percintaan kan? Hubungan persahabatan yang tulus akan selalu mengedepankan saling pengertian.
Hubungan persahabatan yang tulus tidak akan mempermasalahkan seberapa besar imbalan yang kita dapatkan. Selalu tanpa pamrih.
Sedangkan hubungan karena percintaan, terkadang disertai dengan nafsu, cemburu, ingin selalu dinomorsatukan dan perasaan 'ingin menguasai' (walau menurut sebagian orang yang mempertahankan prinsip: bahwa cinta yang suci tidak harus memiliki, tidak harus menguasai).

Pada saat pulang, saya sempat bilang pada Santi:
"San, sepertinya saya harus menyampaikan kata-kata ini pada kamu"
"Apa Lang?"
"ada saat memberi, ada saat menerima"
"maksudnya apa, Lang?"
"Nanti kamu akan mengerti..."

Saturday, July 03, 2004

Waktu, Hidup dan Cita-Cita

Gugun, teman kuliah satu angkatanku (dulu) pernah berkata begini padaku "Saya salut pada kamu Lang, bisa mengatur waktu sedemikian rupa. Bisa kerja, bisa kuliah, bisa berorganisasi dan mengatur waktu untuk olahraga, bahkan bisa ikut acara temen-temen mancing malam minggu sampe pagi segala..."
Saya hanya tersenyum menanggapi pernyataan teman yang saat itu menjadi sekretaris BEM di kampusku itu. Bukan apa-apa, sebenarnya dia juga aktifis kampus dan juga aktifis di tempat dia tinggal. Hanya saja, dia tidak begitu suka olahraga.
Sayapun sebenarnya termasuk kategori 'orang yang biasa' saja. Saya kuliah karena menurut saya, mencari ilmu adalah wajib hukumnya. Itupun saya lakukan setelah saya bekerja, karena kalau mengharapkan biaya dari orang tua, tentu orang tua saya tidak akan mampu. Keinginan untuk kuliah itu, memang sudah ada sejak saya masih SMA. Manakala keadaan memungkinkan, wajar sekali bila saya melaksanakan salah satu salah cita-cita saya untuk mencari ilmu itu. Saya ikut berorganisasi, karena menurut saya, di dalam organisasi bisa menjadi wadah bagi saya untuk lebih memahami karakter manusia, menambah 'wawasan aplikatif' dari teori-teori yang saya dapatkan dari buku dan dari guru (dosen). Saya melakukan olahraga (bulutangkis dan sepak bola), karena dengan berolahraga membuat raga saya lebih sehat, dan fikiran lebih fresh. Hal ini dikarenakan dengan berolahraga, saya dapat berteriak dan melepaskan ekspresi keadaan hati dan jiwa saya pada saat itu juga. Kemudian saya sering ikut acara teman-teman bermalam minggu ria sambil mancing atau manggang ikan, adalah bentuk dari kegiatan anak muda dalam bergaul dan menyatu dengan alam. Saya bisa menikmati keindahan alam di waktu malam, saya bisa menikmati alunan suara ombak yang ditimpa sinar purnama, dengan harapan bisa semakin menambah rasa syukur saya bisa hidup dan dilahirkan ke dunia dengan penuh kenikmatan dariNya. Semuanya biasa saja. Barangkali, bukan sesuatu yang istimewa.

Bicara soal waktu, saya jadi ingat (juga karena di ingatkan oleh wanita dari seberang sana) pernyataan bijak soal waktu:
"Ambillah Waktu"
Ambillah waktu untuk berpikir
itu adalah sumber kekuatan
Ambillah waktu untuk bermain
itu adalah rahasia dari masa muda yang abadi
Ambillah waktu untuk membaca
itu adalah sumber kebijaksanaan
Ambillah waktu untuk berdoa
itu adalah kekuatan terbesar di bumi
Ambillah waktu untuk mencintai dan dicintai
itu adalah hak istimewa yang diberikan Tuhan
Ambillah waktu untuk bersahabat
itu adalah jalan menuju kebahagiaan
Ambillah waktu untuk tertawa
itu adalah musik yang menggetarkan jiwa
Ambillah waktu untuk memberi
itu adalah hari yang sangat singkat untuk kepentingan diri sendiri
Ambillah waktu untuk bekerja
itu adalah nilai keberhasilan
Ambillah waktu untuk beramal
itu adalah kunci menuju surga..

Mudah-mudahan saya termasuk orang yang selalu bersyukur, manakala pernyataan-pernyataan seperti itu sering saya dengar yang ditujukan pada saya.
Terasa tidak seimbang, bila hanya melihat sisi keteraturan seperti itu saja.
Banyak orang yang juga sangat menikmati hidupnya yang penuh variasi, tanpa keteraturan, tanpa ada ikatan schedule. Menjalankan hidup sesuai dengan alirannya sendiri. Saya katakan banyak, karena memang banyak teman saya yang memegang falsafah hidup seperti itu. "Biarlah hidup berjalan sesuai kehendaknya sendiri".
Salah satu Big boss bluebird taxi dalam wawancara televisi pernah mengatakan bahwa "kalau ingin membuat kategori tentang psikologi manusia dalam bekerja, paling tidak ada dua kategori. Yang pertama, kategori yang lebih menyukai safety. Yaitu orang yang lebih menyukai hidup berjalan dengan keteraturan. Dia ingin bekerja dengan safety tanpa tantangan yang membebani. Soal karir atau jenjang, tidak begitu menjadi persoalan. Yang paling penting, dia bisa bekerja, bisa berlibur, bisa mengajak anak dan istri berlibur pada saat libur tanpa dikawatirkan oleh resiko-resiko tertentu"
"Yang kedua, kategori yang menyukai tantangan dan variasi. Orang yang masuk kategori ini, kadang tidak begitu mempersoalkan gaji pertamanya. Tapi, dia lebih menyukai bila penilaian (seberapa besar gaji yang ia terima) didasarkan pada seberapa besar kontribusinya pada tempatnya bekerja. Dan diapun rela, menerima penalty atau punishment bila pekerjaan yang diberikan padanya tidak sesuai dengan target yang ditentukan".

Kembali pada pada falsafah tentang waktu dan hidup dan kerja itu, saya hanya dapat membuat satu kesimpulan. Bahwa apapun yang dilakukan orang, apapun kategori orang, apapun bentuk dan aktifitas yang dilakukan, pada dasarnya mengarah pada satu tujuan: Hidup senang dan bahagia lahir dan bathin, dan . (bila saatnya meninggal) masuk surga. Betul kan?
hehehe ........