Thursday, June 30, 2005

Takut

Aku takut tidak bisa kembali
Aku takut tidak bisa melihatmu lagi
Aku takut...

Tapi,
Bukan itu saja yang membuatku takut
Aku takut,
bila pada saatnya aku bisa kembali
bila pada saatnya aku bisa melihatmu lagi
engkau tidak mengenaliku lagi.

mohon pamit....

Monday, June 06, 2005

Peace Maker or Peace Keeper

Waktu usia kira-kira sembilan tahun atau lebih sedikit, saat saya duduk dikelas 3 eSDe, saya mulai dikenalkan pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang di singkat IPA. Karena sekolah saya di daerah, maka sangat terbatas sekali alat peraga yang digunakan oleh guru saya waktu itu. Saya ingat waktu itu, untuk melihat 'bentuk dunia' yang kami menyebutnya 'bola dunia' (globe), kami harus mengumpulkan beberapa puluh rupiah dari dari orangtua kami, kemudian dikumpulkan oleh guru untuk dibelikan bola dunia ke kota. Kami merasa bersyukur karena selain alat-alat peraga yang harus dibeli tersebut; ternyata kami memiliki banyak hal yang bisa kami lihat secara langsung. Seperti berbagai jenis tumbuhan dan binatang, kami tinggal melangkah ke belakang sekolah, karena ada semak belukar, bahkan hutan belantara. Dengan mudah sekali kami menemukan jenis pepohonan atau tumbuhan yang disebutkan dalam buku pelajaran. Begitupun dengan hewan-hewan. Kami sangat mengenal hewan tupai, monyet bahkan babi hutan dan harimau. Sesuatu yang bagi teman-teman kami yang berada di perkotaan, hanya dapat dilihat lewat alat peraga. Atau kalau memang berkecukupan, harus melihat ke Kebun Binatang. :)
Lebih mengenal alam, itu yang banyak kami rasakan pada saat itu. Kamipun diminta 'mempraktekkan' langsung dalam menanam berbagai tanaman dan pepohonan yang tumbuh di hutan di lingkungan sekolahan kami. Alam akan selalu bersahabat dengan mereka yang menjaganya. Begitu kata pak guru kami waktu itu. Jadilah orang yang mengelola alam dengan 'keseimbangan', kalau tidak bisa, minimal jangan merusaknya.
Be Peace Maker or Peace Keeper, tampaknya apa yang guru saya sampaikan itu masih sangat relevan untuk saat ini.
Terimakasih Pak Guru dan Ibu Guru....

*saat teringat guru SD saya*

Thursday, June 02, 2005

Mulai dari hal-hal kecil

Sederhana saja: mulailah dari hal-hal kecil!
Kata-kata itu sangat sering kita dengar. Tapi, sangat sering pula kita 'lupa' akan pesan moral yang ada dalam kata-kata tersebut.
Membuka kembali dongeng cerita yang berjudul 'Harta Karun Yang Tertinggal' mengingatkan kembali ingatan saya akan begitu dahsyatnya pesan moral yang terkadang kita lupakan.
Konon, di suatu desa di jaman dahulu kala. Seorang petani miskin mempunyai lima orang putra. Sayang kelima putranya itu hanya bermalas-malasan saja, tidak mau membantu pekerjaan bapaknya di sawah. Sudah berkali-kali bapaknya menasehati mereka agar jangan bermalas-malasan saja, tapi semua itu tiada diindahkan oleh anak-anaknya. Tentu saja petani itu harus bekerja keras agar dia dapat mencukupi kebutuhan anak-anaknya itu. Karena umur yang semakin tua dan tidak ada yang membantu pekerjaanya, maka suatu hari si petani itu jatuh sakit. Semakin hari sakitnya kelihatan semakin parah.
Anak-anaknya kebingungan, sebab tidak ada yang mengurusi sawah mereka. Apalagi bapaknya semakin kurus dan hampir-hampir tidak bisa bicara.
Malam harinya si petani meminta anak-anaknya berkumpul. Setelah berkumpul semua, berkatalah dia kepada anak-anaknya.
"Anak-anakku... sakit bapak semakin parah. Mungkin usia bapak sudah tidak lama lagi....."
Anak-anaknya semua diam, tidak sanggup berkata apa-apa.
"Bapak, ingin menyampaikan bahwa:.... di sawah kita ada harta karun....."
Anak-anaknya terperanjat!
"Ada harta karun di sawah kita...?" ucap mereka serentak.
"iya.... galilah.... uhuk-uhukk..!" jawab bapak mereka.
"di mana pak? dimana...?"
Bapak itu ternyata sudah tiba ajalnya tanpa sempat memberitahukan dimana tempat harta karun itu berada.
Esok harinya, kelima anak-anak petani miskin itu mulai menggali. Sehari belum mereka temukan, mereka lanjutkan lagi esok harinya. Sehingga semua sawah mereka tergali dengan cangkul-cangkul mereka. Anak tertua berinisiatif untuk menanami dengan padi, karena sawah mereka sudah siap untuk ditanami.
Tanaman padi mereka tumbuh subur, hingga tibalah waktu panen mereka.
Sawah itu menghasilkan padi yang begitu banyak, sehingga mereka dapat menjual sebagian dari hasil panenan sawah itu.
"saya rasa, inilah harta karun yang bapak maksudkan..."
salah seorang anak petani itu berkata.....

Sederhana sekali bukan? :) *maaf tiada maksud menggurui... *


Tuesday, May 17, 2005

Rindu Aku

Dalam proses musyawarah yang begitu banyak memakan energi kami selaku Tim Perunding, baik itu dari pihak Pekerja, maupun dari pihak Manajemen Perusahaan telah dicapai kesepakatan tentang penyesuaian upah dari tahun 2004.
Walaupun dari pihak Manajemen merasa 'cukup' berat dengan apa yang diminta oleh pihak Serikat, akhirnya pada tanggal 26 April 2005 yang lalu disepakati penyesuaian upah untuk tahun 2005 ditambah sebesar 9.5% dari upah tahun 2004, ditambah uang sekali bayar sebesar 50% dari upah.
Namun, ternyata persoalan muncul kembali dalam penyusunan Struktur Upah. Karena dari pihak Manajemen Perusahaan 'menganggap' perlu membayar lebih untuk pekerja dengan skill dan jabatan. Dari sisi Manajemen yang sehat, saya melihat 'hal itu' adalah sangat positif dan baik. Tapi, pembayaran lebih untuk pekerja yang memiliki 'Tunjangan Keahlian' atau 'Tunjangan Jabatan' harus-lah diambil dari pos lain, bukan dari pos 'penyesuaian gaji ini'.
Yang berlaku selama ini di kantor saya selama ini adalah, persentase penyesuaian adalah sama. Artinya bila, katakanlah si-A dengan jabatan tertentu memiliki gaji 2.000.000 (dua juta) maka dengan penyesuaiannya ditambah 2.000.000 x 9.5% yaitu sebesar 190.000. Begitupun dengan karyawan yang tidak memiliki jabatan, katakanlah si-B tanpa memiliki tunjangan keahlian dan atau tunjangan jabatan memiliki gaji 1.000.000 (satu juta) maka dengan penyesuaiannya ditambah 1.000.000 x 9.5% yaitu sebesar 95.000.
Nah, untuk tahun ini Manajemen Perusahaan kondisinya dirubah! Pihak Manajemen Perusahaan 'menganggap' perlu membayar lebih untuk pekerja dengan skill dan jabatan!
Sekali lagi dari sisi Manajemen yang sehat, saya rasa itu adalah baik!
Tapi, dari sisi keseimbangan dan keadilan hali itu tidak bisa kami sepakati. Hal ini disebabkan tidak semua gaji Pekerja akan menerima penyesuaian sesuai persentase yang telah disepakai yaitu sebesar 9.5%, karena tidak semua pekerja memiliki 'Tunjangan Keahlian' atau 'Tunjangan Jabatan'.
Dilema bukan?
Rindu aku, rindu kami pada Manajemen Perusahaan yang tidak hanya mengedepankan unsur bisnis semata, tetapi mau memperhatikan hal-hal yang bersifat 'kebersamaan' dalam 'keadilan'....

Wednesday, April 06, 2005

Vacuum....!

Dikarenakan masih menumpuknya tugas saya sebagai salah seorang 'Tim Perunding' untuk kenaikan gaji (Base-Up) di kantor saya, maka Blog ini 'terpaksa' akan lama tidak di-update. Kepada teman-teman mohon maaf, saya kemungkinan akan lama tidak berkunjung ke tempat anda. Have a nice day every body...

Thursday, March 24, 2005

Pertempuran itu sudah dimulai?

Tatkala mampir di tempatnya seorang teman lama yang berkebangsaan Malaysia, yang dalam blognya tertera tajuk "Ganyang Malaysia 2", saya sempat tertegun.
Ternyata Pertempuran Ambalat sudah dimulai di dunia maya ini.
   Kontroversi kepemilikan Kepulauan Ambalat yang menyeruak tatkala Malaysia memberikan ijin ekplorasi kepada Perusahaan Belanda Shell untuk 'mencari' keberadaan emas hitam (minyak), ternyata telah memakan energi kita sebagai warga, baik itu yang berkebangsaan Malaysia terlebih bagi warga Indonesia.
Terlepas benar tidaknya argumen masing-masing pihak, tentang kepemilikan kepulauan yang di 'duga' mempunyai kandungan minyak itu, sudahkah kita mengenali lebih jauh, apa dan dimana 'sesuatu' yang kita claim sebagai milik kita itu?
   Salah satu koran ibukota, menerbitkan laporan khusus tentang penduduk yang berada di kepulauan Ambalat itu. Menurut koran tersebut, warga yang ada di Kepulauan Ambalat itu, mengaku dan merasa dirinya sebagai warga negara Indonesia, tetapi dalam perputaran roda ekonomi mereka, mereka 'lebih' mengenal ringgit daripada rupiah. Dalam dunia perdagangan, mereka menawar dan membeli barang dengan harga ringgit. Dan yang menjadi 'kurang' enak di baca oleh saya sebagai warga Indonesia, mereka juga menerima tayangan siaran televisi dari Malaysia, bukan dari Indonesia. Hal ini dikarenakan siaran yang dapat ditangkap adalah siaran dari Malaysia.
   Sebagai warga Indonesia dari suku Melayu, saya merasakan kepedihan yang mendalam tentang adanya 'perbedaan' tentang kepemilikan pulau ini. Saya juga merasa bahwa bangsa Indonesia tidak perlu berperang dengan Malaysia kalau memang pulau Ambalat itu secara de jure dan de facto adalah milik Indonesia. Namun, saya-pun juga tidak bisa menerima bila Malaysia memberikan hak pengelolaan kepada NEGARA LAIN (Yang dulu negara itu pernah menjajah Indonesia) atas KEPULAUAN yang masih dalam SENGKETA (?) itu.
   Sebagai warga, saya memang tidak mengerti banyak tentang kepentingan apa di balik ini semua. Tapi, bila kita adu 'kekuatan' yang diambil sebagai jalan, entah apa jadinya DUA NEGARA yang MENGAKU ADIK-KAKAK ini.
Masalah sengketa perbatasan, bukan hanya terjadi dalam kawasan besar antara negara dengan negara. Tapi, bahkan sampai tingkat Propinsi, Kabupaten, Kecamatan bahkan Kampung dan Desa.
   Kita lihat, di Palestina sana. Kemudian, di Korea, di China dan Taiwan dengan Jepang dan lain-lain. Semuanya memakan korban yang tidak sedikit, dan menimbulkan luka yang mendalam. Begitupun dengan di dalam kehidupan yang paling akrab yang kita alami. Sengketa tanah di sekitar rumah kita.
Kita kadang tidak bertegur sapa dengan tetangga sebelah, karena air dari pelimbahan rumahnya jatuh di tanah yang kita claim milik kita. Masih banyak contoh lain, tentang sengketa perbatasan.
   Sengketa, memang akan selalu terjadi dalam kehidupan kita. Tapi, menyelesaikannya dengan baik dan ber'etika' tinggi tentu MENJADI HARAPAN KITA semua.
Semoga...

Wednesday, March 09, 2005

Menterjemahkan Sikap 'Seseorang' Terhadap Kita

Dalam suatu kesempatan saya mendapatkan imel dari seseorang yang mengaku pernah berkunjung dan membaca blog saya. Seperti biasa, sebagai perkenalan, dia memperkenalkan diri, nama dan darimana mendapatkan imel saya.
Setelah berbasa-basi, masuk ke pokok persoalan.
"LANG, SAYA MAU CURHAT NIH...! TENTANG PERSOALAN YANG SAYA HADAPI SEKARANG!"
Wah, dalam hati saya berkata "berarti saya jadi konsultan nih sekarang..." hehehe... *mode ge-er*
"Di kantor, saya mempunyai seorang teman yang pada saat bertemu dengan saya sudah mempunyai teman (pacar). Dari perjalanan pertama hingga tiga bulan ini, saya menyadari bahwa saya telah menemukan 'seseorang' yang betul-betul menggetarkan hati saya". begitu lanjutan imelnya.
BAH!!! Ternyata orang ini pengen cerita bahwa dia jatuh cinta. Alamak...
"Saya dan dia sudah sangat akrab. Kami sering pergi berdua, makan bersama dan sebagainya. Tapi, kadang saya merasa 'sakit' bila dia bercerita tentang 'pacarnya'. Padahal dari sikap dan perlakuannya padaku, saya yakin dia juga mempunyai perasaan yang sama dengan yang aku rasakan".
Wah-wah.... Dalam hati saya membatin, 'cewek ini memegang prinsip bahwa selama janur kuning belum melengkung di depan rumah, berarti kita masih berhak untuk mendapatkannya...' hehehe...
"Lang, mungkin kamu mengatakan 'tampaknya' saya begitu yakin, bahwa dia menyukai saya, bahkan mencintai saya. Tapi hati saya mengatakan bahwa itu BETUL adanya. Memang, sampai saat ini, kami belum menyatakan perasaan kami masing-masing. Diapun masih berstatus 'pacaran' dengan teman wanitanya. Ini yang membuat saya kebingungan. Disatu sisi, saya menginginkan kejelasan status saya SEBAGAI PACARNYA, bukan hanya sebatas teman, atau 'adik-kakak' yang sama sekali menurutku hanya sebagai 'simbol' semata..."
"Menurut kamu gimana Lang. Haruskah saya menyatakan APA YANG SAYA RASAKAN? Atau haruskah aku menunggu ucapan itu dari dia, sedangkan status dia masih berpacaran dengan teman wanitanya? Saya resah Lang, saya gelisah, bahkan semalam saya tidak bisa tidur memikirkan hal ini...."
"Tolong ya Lang, kasih saya solusinya... Thanks - Someone"

Sehabis membaca imel itu, aku jadi tersenyum. PERSOALAN KLISE! Tercetus dalam bibir saya. Tapi, upss! Tunggu dulu. Ini persoalan serius, yang seringkali dihadapi oleh siapa saja. Ini menyangkut masalah PERASAAN, reaksi kita MENYIKAPI Perlakuan orang lain, dan 'Soal Kecocokan'!
Berdua, terkadang menumbuhkan benih-benih perasaan
Kita, memang terkadang terbawa oleh perasaan kita TERHADAP perlakuan, atau sikap orang lain terhadap kita. Perlakuan yang baik, sopan dan 'nyambung' dengan apa yang kita fikirkan, akan membuat kita memberikan nilai plus kepada orang tersebut, bahkan kita-pun kadang langsung 'menafsirkan' diri bahwa kita 'sudah jatuh cinta' pada orang tersebut. Upss...! Maaf. Itu mungkin berlebihan. Tapi, kadang memang begitu. Kita terkadang menjadi 'terkecoh' dengan sikap dan kebaikan seseorang. Kebaikan dan perhatian seseorang (bahkan yang menurut kita sudah berlebihanpun) tidak bisa selalu diterjemahkan bahwa 'orang tersebut' menyukai kita, atau mencintai kita.
Gimana nih menurut anda...?


Untuk seseorang yang berkirim imel itu, bila engkau membaca postingan saya ini, jangan tersinggung ya... :)

Monday, March 07, 2005

10000 visitors

Hari ini, tepatnya siang tadi saya iseng-iseng melihat statistic pengunjung. Dan, ternyata jumlahnya genap 10.000 (baca SEPULUH RIBU!). Waw! Saya tidak menyangka, nama 'ilalang liar' telah mendunia... hehehe *mode ge er nih...*.
jumlah temen yang datang...
Angka itu sebenarnya bukan merupakan jumlah 'ril' pengunjung, tapi HANYA merupakan 'JUMLAH CLICK' ke blog saya; baik itu oleh saya sendiri, maupun oleh teman-teman atau para 'explorer blogs' lainnya, atau bahkan para 'searcher' melalui searching engine.
Saya ingin mengucapkan terima kasih pada semua teman yang telah berkunjung, yang selalu kasih komentar, kasih pendapat, ataupun hanya cari-cari, baca-baca atau 'SAY HELLO' dan menanyakan kabar.
Tampaknya tidak berlebihan saya mengucapkan terima kasih pada om dien (hehehe... dulu saya salah, kirain laki-laki..); om kullasyah yang waktu itu ngajarin saya insert-in flash sampai-sampai imel saya di obrak-abrik, hehehe... dan seseorang yang pernah mengisi hari-hariku, karena waktu itu banyak hal yang aku tulis atas inspirasi darinya; ilalangliarku (entah siapa dirimu); blogmu memberikan inspirasi atas penamaan blog saya ini (terima kasih); amma yang waktu itu sering bertanya (padahal saya sendiri masih awam dalam perblog-an :) ); sa yang membuatku bangkit kembali untuk menulis di blog ini, karena menurutnya (waktu itu) blog saya menjadi salah satu faktor pendorong baginya membuat blog dan semua teman yang lain. Mereka memberikan andil yang sangat besar dalam kelangsungan blog ini.
Saya juga mengucapkan terima kasih atas free hosted (saya bingung menterjemahkannya ke dalam bahasa Indoensia) kepada blogger; kepada doneeh (walau sekarang saya tidak memakai fasilitas gratis mereka); kepada HaloScan atas fasilitas komentarnya, photobucket atas fasilitas image storenya, wbloggar atas blog utiliy yang membuat saya bisa update walau jarang on line; dan tentu saja pada wdcreez fasilitas ShoutBox teranyar. Dan yang tidak boleh dilupakan tentu saja pada semua visitor yang membuat saya selalu merasa kangen atas komentar, pendapat dan sapaan dari kalian semua... HIDUP PARA BLOGGER!

Thursday, March 03, 2005

Menjadi Pendengar

"Mendengarkan" adalah suatu kata sederhana. Sederhana, karena hampir setiap saat kita selalu mendengarkan suara-suara yang ada di sekeliling kita. Suara 'kokok ayam' di pagi hari, suara kendaraan, suara teman-teman di kantor atau di kampus, mendengarkan suara mesin dan lain-lainnya.
Namun 'mendengarkan' bisa menjadi 'obat' dan menjadi luar biasa maknanya bila dipakai pada saat orang lain butuh tempat untuk menyampaikan isi hati (curhat).
mendengar dengan senyum
Dalam banyak kesempatan, tentu kita sering dihadapkan dengan keadaan seperti ini. Seorang teman menelepon kita dan mengatakan 'saya ingin bicara' atau 'kamu punya waktu nggak, saya pengen curhat nih..?'.
Menjadi teman memang terkadang tidak gampang. Apalagi menjadi 'teman bicara'. Alasan utama, karena memang secara umum, kita lebih banyak ingin didengarkan, daripada kita menjadi pendengar atau mendengarkan.
Menjadi teman bicara, atau terkadang hanya 'menjadi' pendengar sebenarnya bisa membuat kita semakin dewasa. Dengan 'mendengar', kita akan semakin banyak mendapatkan 'input' tentang suatu keadaan atau peristiwa dan pendapat dari 'sumber' yang kita dengarkan. Semakin banyak input, maka kita akan semakin banyak mengerti, dan seharusnya membuat kita lebih 'mumpuni' dan bijaksana. oleh karena itu, marilah menjadi 'pendengar' yang baik... :)

Thursday, February 24, 2005

Aneh

Aneh, bila kamu mengatakan bahwa kamu jatuh cinta, tapi hati dan perasaan kamu tidak pernah tercurah buat si dia. Adalah aneh, bila kamu katakan bahwa kamu menyayangi dia, tapi kamu tidak (pernah) peduli dengan segala masalah dan keluh kesahnya. Atau memang saat kamu 'mengatakan jatuh cinta' itu, kamu sedang tidak sadar?
Aneh, ku kira ini aneh!

Saturday, February 12, 2005

Jawaban Dari Pintu Langit

Waktuku mati?
Tidak!
Engkau yang telah mengoyaknya,
Engkau yang telah memperkosanya!
Yang tersisa hanya lendir-lendir pemerkosaanmu
Baju-bajuku yang tiada birahi lagi
tersobek
kusam!
dan, waktuku mati suri.
Tiada merangkak,
bahkan tiada bergerak!
Diam
disini.

Friday, February 11, 2005

Kembalinya Sang Sahabat

Menemukan kembali teman lama yang hilang?
Dua hari yang lalu, Lang mengalaminya.
Ternyata sahabatku ini, mencoba menenangkan hati dan fikirannya yang (katanya) sempat 'terguncang' karena diguncang berbagai dilema dan persoalan. Terakhir, (dan ini yang membuatnya harus menghilang) karena dia TERPAKSA MEMUTUSKAN tali ASMARAnya dengan ORANG yang DICINTAINYA.
wah, wah.....!!!
Pengaruh CINTA memang luar biasa. Lang tidak menyangka, karena CINTA dia memutuskan MENGHILANG dari peredaran HANYA (?) untuk menenangkan hati dan fikiran AKIBAT CINTA. Luar Biasa!!
Umur dan usia saya, MEMANG (mungkin) BELUM cukup untuk menterjemahkan 'BEGITU RUMITNYA' persoalan cinta dan perasaan. Tapi, DAMPAK yang luar biasa seperti itu, MEMANG CUKUP MENJADI pertanyaan buat saya. Apalagi TEMAN saya ini menghilang bukan sehari dua hari saja, atau seminggu dua minggu, tapi HAMPIR SETAHUN!!!
Apakah memang begitu ya pengaruh cinta itu pada seorang manusia?
Lang hanya berharap, WAKTU yang cukup lama itu dapat membuatnya LEBIH TEGAR dan LEBIH SABAR, serta yang paling PENTING, bahwa SESUATU yang (menurut kita) PALING KITA CINTAI dan TERBAIK ITU, belum TENTU dia akan MENCINTAI KITA SEPENUH HATI dan memberikan sesuatu yang TERBAIK pula buat kita.
Jadi, cintailah seseorang dengan harapan akan juga 'mendapatkan' restu dari Yang Di Atas Sana! Kalaupun Tidak, tentu hal itu ADALAH YANG TERBAIK dariNya buat kita (Karena pasti, DIA akan memberikan yang terbaik untuk MENJADI PASANGAN KITA) ....


Buat seorang gadis di ujung Pulau Sulawesi Sana, cerita ini untukmu kawan...!

Monday, February 07, 2005

Pagiku Kesiangan

Bukan!
bukan karena hatimu berbisik melantunkan lagu
tentang harimu yang terasa lebih indah
yang membuat tanya hadir di dada,
bukan!
Bukan pula karena kulihat keriangan wajahmu
yang tampak sumringah saat bercerita
tentang pekerjaanmu yang kau katakan 'lebih' bergairah
yang membuat hatiku gelisah
bukan!
Bukan pula karena sering ku dengar dari ibumu
bahwa engkau 'sedang' tidak di rumah
bila aku meleponmu
yang membuat hatiku menjadi gundah,
bukan!
Bukan pula karena kudengar suara berbisik-bisik
saat aku meneleponmu,
dan kau katakan 'engkau sedang' sibuk dengan pekerjaanmu
yang membuat hatiku semakin bertanya-tanya
bukan!
Tetapi,
mengapa engkau mulai tidak jujur padaku
itu yang membuatku bertanya, gelisah, gundah dan kecewa...

bila hatimu mendua, itu sudah biasa. tapi tolong, jangan jawab kata-kataku dengan dusta.

Friday, February 04, 2005

Matahari Tertimpa Rembulan

Andai saja,
lima tahun lalu aku tidak berada di sana
andai saja,
lima tahun lalu kita tidak bekerja bersama
andai saja,
empat tahun yang lalu tidak pergi bersama
andai saja,
empat tahun yang lalu engkau tidak mengatakan suka
andai saja,
tiga tahun lalu kita tidak semakin sering bersama
andai saja,
dua tahun yang lalu kita tidak berjanji untuk hidup bersama
andai saja,
setahun yang lalu kita tidak merencanakan hari bahagia...

Andai saja,
setengah tahun yang lalu semua tidak terasa 'hambar' (bagimu?)
Andai saja,
sebulan yang lalu engkau tidak pergi bersama dia
andai saja,
seminggu yang lalu engkau tidak memintaku melepaskanmu...
Andai saja,
Hari ini aku tidak sendiri
andai saja....

4so's: matahari dan rembulan, berkejaran...
ingin berpelukan,
tiada berkesudahan...
adakah engkau dalam kegalauan?
sang ilalang hanya diam, dalam seribu kebisuan
tiada jawaban

Monday, January 31, 2005

Pilihan Wanita dan Pria

Bicara tentang pilihan, masih (selalu) enak untuk dikedepankan.
Dalam mencari TEMAN HIDUP, beberapa kali saya memberikan NASEHAT pada teman-teman (teman beneran) wanita yang meminta pendapat saya dalam menentukan pilihan mereka.
"Lang, saya bingung apakah harus memilih dia yang saya cintai, sementara dia kelihatannya tidak begitu peduli pada saya, atau haruskah aku menerima pinangan orang lain, yang saya tahu DIA SANGAT MENCINTAI saya..." begitu salah seorang teman saat meminta saran pada saya.
"Kenapa, bingung? Kamu putuskan aja untuk memilih salah satu..." Saya menjawab sekenanya saja.
"Bukan begitu Lang, ini kan menyangkut masa depan saya" pernyataan lanjutan mereka karena gelisah
"Ok, gini deh... dengerin ya?"
"iya.."
Mulailah saya panjang lebar memberikan penjelasan :)
Menurut saya, untuk Cewek, atau wanita atau perempuan IDEALNYA adalah HIDUP berdampingan dengan orang yang MENCINTAI dia sepenuh hati dan DIA CINTAI. itu idealnya..
Tapi, KALAU hal yang ideal itu tidak kita dapatkan, MAKA, PILIHAN yang BIJAK adalah HIDUP berdampingan dengan ORANG YANG MENCINTAI kita (sebagai perempuan). Kenapa begitu? Pria atau Laki-laki tentu mengharapkan bisa hidup dengan orang yang ia cintai. Bahkan (pada banyak kasus), Laki-laki akan melakukan apa saja, demi mendapatkan, demi melindungi WANITA yang ia Cintai. Sang Laki-laki yang mencintai seorang wanita, tidak - akan pernah - rela bila WANITA yang IA CINTAI hidup dalam DUKA LARA. Ia akan melakukan berbagai cara UNTUK MEMBAHAGIAKAN wanita yang dia cintai.
Berbeda kasusnya, kalau KITA (PEREMPUAN) yang mencintai tapi sang pria kurang begitu peduli (tidak cinta?).
KITA (PEREMPUAN) akan berusaha untuk melakukan apa saja untuk membuatnya JATUH CINTA dan SENANG berdampingan dengan kita. Kita akan LAKUKAN apa saja, kita akan berusaha tampil sesuai 'keinginan' dia, dan seterusnya, dan seterusnya. Sehingga peran kita SELALU AKTIF bahkan cenderung KITA MENGHIBA kepadanya...
Lalu? Apa (yang umumnya) terjadi? Sang laki-laki HIDUP BERKELIARAN dengan wanita lain di luaran sana. Pada saat ditanya, kenapa kamu lakukan itu? "karena saya hidup dengan WANITA yang TIDAK SAYA CINTAI"... begitu jawab mereka.
Saya bicara begitu, karena fakta mengatakan begitu. Itu FAKTA yang banyak TERJADI.
Saya bukan bicara GENDER, atau kebebasan wanita dan pria (yang pada kasus ini) tampaknya agak berseberangan. Bukan!!
Saya ingin mengatakan bahwa fakta yang terjadi, dalam banyak kasus wanita (lebih) sering disalahkan. Wanita lebih banyak yang menanggung 'beban KESALAHAN dalam Rumah Tangga'. Itu saja! *berlagak seperti psikolog... hehehe..*
"Tapi gimana dong Lang, APAKAH SAYA HARUS HIDUP DENGAN ORANG YANG TIDAK SAYA CINTAI?"
Pilihan ada DITANGAN KAMU.
Tapi ketahuilah, bahwa DALAM KEHIDUPAN BERUMAH TANGGA, bukan TENTANG CINTA SAJA yang ada. TAPI Bagaimana menyelaraskan dua KEINGINAN dan FIKIRAN antara PRIA dan WANITA itu. Disitulah KECOCOKAN yang berperan.
Hidup, dengan orang yang dicintai? atau HIDUP dengan ORANG YANG KITA CINTAI (tapi tidak mencintai kita); idealnya HIDUP DENGAN ORANG YANG MENCINTAI DAN KITA CINTAI. Kalau itu tidak kita miliki? APAKAH ADA PILIHAN LAIN?

Wednesday, January 26, 2005

Selingkuh, bisa kah?

Beberapa bulan yang lalu, sempat berkenalan via YM dengan seorang wanita, yang sudah bersuami (yang akhirnya aku sangat yakin, dia seorang istri yang baik dan setia). Sebut saja namanya "Dian" (maaf bila saja nama tersebut sama dengan nama anda, atau ada yang kurang berkenan dengan penyebutan nama itu).
Dari beberapa percakapan singkat dengan wanita itu, aku mengetahui bahwa dia sudah lebih kurang dua tahun menikah. Menikah dengan seorang pria tampan yang sangat dicintainya. Kehidupannya biasa-biasa saja, berjalan mulus-mulus saja (setidaknya menurut Dian); Dian bersama suaminya telah memiliki rumah (katanya) sederhana, di bilangan Jakarta selatan sana. Rumah dengan ukuran lebih kurang 90 x 144 yang mereka miliki (menurutku sebenarnya) cukup besar, bahkan sangat besar untuk ukuran keluarga baru seperti mereka.
Ada sesuatu yang menurutku sangat 'khusus' yang dimiliki oleh wanita ini
Siang tadi, waktu saya baru ol Dian nge-BUZZ ke Lang;
Setelah berbasa-basi bertanya tentang kabar, dan lain-lain:
Dian    : Lang, kadang aku nggak bisa ol loh
Lang   : iya, knapa *aku bertanya*
Dian    : Suamiku pernah marah berat karena tahu aku ngobrol di YM ini sama kamu
Lang   : lho?
Dian    : iya, padahal aku udah ceritain tentang kamu,
Dian    : tentang blog kamu
Dian    : dan yang aku tahu tentang kamu
Dian    : bahkan aku suruh buka blog kamu
Lang   : lalu? :-/
Dian    : dia nggak terima, katanya ITU AWAL SELINGKUH
Lang   : :-O

Saya jadi berfikir APAKAH BISA TERJADI PERSELINGKUHAN dalam dunia MAYA ini? Bukankah, kita berkomunikasi lewat yM DOANG? ( belum tentu bertemu langsung, iya kan? )

Monday, January 24, 2005

Senyum

Ketika tanpa sengaja dan pertama kali
kita bertemu di jalanan
engkau tersenyum

Ketika tanpa sengaja aku satu bis dan memandangmu
engkau tersenyum

Ketika aku bertemu saat menunggu antrian di bank
engkau tersenyum

Ketika kita bertemu dan engkau menggandeng seorang pria
engkau tidak tersenyum

* lalu apa arti semua senyummu bagiku? *

Thursday, January 20, 2005

Aceh, Mulai Darimana?

Ketika mata kita semua tertuju pada bencana gempa dan tsunami di NAD dan Sumut, dan ketika banyak pihak (masih) ikutan latah menyalahkan berbagai pihak (terutama pemerintah dan TNI) tentang lambatnya penanganan (khususnya) Aceh; Padahal, situasi di Aceh masih, sekali lagi MASIH MEMBUTUHKAN lebih banyak lagi bantuan dan dukungan daripada PENILAIAN atas usaha yang sudah dan sedang dilakukan dalam kurun waktu 3 minggu ini. Bencana ini, begitu luas menyebabkan kehancuran. Bencana ini begitu dalam menyebabkan trauma dan kesedihan. Tapi, (kadang kita - yang malah terkadang tidak melakukan apapun untuk mereka) membuat penilaian yang miring atas usaha dan penanganan pemerintah dan TNI saat ini.
Hal ini, tampaknya mungkin (saya berfikiran MUNGKIN) karena BERITA TENTANG ACEH dan SUMUT melalui media Tivi dan Koran, kurang mengedepankan ASPEK KEBERSAMAAN dalam PENANGANAN. Kita lihat bagaimana Tivi-tivi dan koran-koran memberitakan tentang jalur-jalur yang menghubungkan beberapa kota yang 'sangat' lambat ditangani. Kita lihat juga berita-berita tentang 'lambat'nya bahan makanan dan sandang diangkut (walaupun telah memakai pesawat terbang dan helikopter). Kita lihat bagaimana, para korban yang masih bergelimpangan para korban yang menurut berita 'tidak ada' penanganan... Nauzubillah!
Padahal, menurut berita seorang teman yang menjadi relawan di Aceh sana, pemerintah, TNI dan tim relawan sebenarnya telah bekerja hampir tiada henti 24 jam untuk melakukan penanganan yang terbaik buat para korban dan Aceh. Mereka bekerja tanpa pamrih - walau barangkali ada diantara mereka yang juga kehilangan anggota keluarga dan kerabatnya - bekerja diantara reruntuhan dan puing-puing bangunan. Bahkan mereka juga harus melawan bau-bau yang tidak sedap akibat Masih adanya mayat-mayat yang ada diantara 'sampah-sampah' yang ada di sana.
Saya jadi sempat berfikir, SEBENARNYA untuk PENANGANAN Aceh harus dimulai dari mana?
Kita tentu juga tahu, bagaimana banyaknya HAL-HAL URGENT yang harus segera ditangani, mulai dari MEMBERSIHKAN PUING-PUING dan RERUNTUHAN, MENGEVAKUASI MAYAT-MAYAT yang masih tertimbun reruntuhan, MEMBERI BANTUAN PANGAN pada para pengungsi dan korban, MEMBERIKAN PENGOBATAN pada korban yang mengalami luka-luka, PENCEGAHAN PENYAKIT yang timbul akibat bencana kepada PARA PENGUNGSI dan penduduk, membangun INFRASTRUKTUR terutama JALAN untuk transportasi darat, membangun SEKOLAH untuk melanjutkan pendidikan ANAK, Membangun RUMAH MURAH (bahkan Gratis) untuk mereka yang kehilangan rumah DAN MASIH, MASIH, MASIH BANYAK LAGI...
Pertanyaan ini saya rasa juga ada hampir di semua benak setiap orang yang melihat betapa hancurnya Aceh saat ini "MULAI DARI MANAKAH UNTUK MENORMALKAN" kembali situasi di ACEH?

Dengan penanganan dalam kebersamaan, diharapkan saudara-saudara kita di Aceh masa depannya akan lebih baik... amin


Wednesday, January 19, 2005

Easter Egg

"easter egg" yang diterjemahkan menjadi "telur paskah" itu, sangat dikenal oleh para programmer, bahkan para 'user' yang menggunakan suatu software.
"Put simply, they're little "unofficially, undocumented" hidden programs or macros inside of a major program. These mini-programs generally don't have any particular real use other than to amuse the programmers who slipped them into your program's. They're also somewhat amusing and interesting to us computer users who happen to find them.
These aren't malicious programs slipped in by some hacker. No, they're from the programming department of some of your favorite applications from Microsoft, Adobe, Corel, and many others. Let's have a look at a few shall we? Please note that some of the eggs may not work with your particular version of the software. I've checked them all out on as many versions as are at my disposal".
Begitu penjelasan salah satu site tentang easter egg tersebut.
Salah satu telur paskah tersebut terdapat di MS Word versi 2000, XP dan 2003; Mau coba?
nah ini salah satunya:
Buka MS Word, kemudian Pilih New.. pada File menu.
kemudian ketikkan: =rand(200,99)
Tekan enter kemudian tunggu beberapa detik! Lihat apa yang terjadi?! asyik kan?

itu hanya contoh dari berbagai macam ragam telur paskah yang 'hampir' semuanya tidak terdokumen dalam manualnya. Ada yang mempunyai telur paskah yang lain? bagi dong.... :D

Tuesday, January 18, 2005

Lamunan Malam

Di antar suara jangkerik berdenyit,
Kau peluk aku.
Aku tak tahu
sejak bertemu tadi
kurasakan engkau begitu jalang
kau lepaskan pembalut tubuhku
satu persatu
lidahmu menyusur lekuk-lekuk kulit ariku
leherku, dadaku, tanganku
aku menggelinjang
geli dan gelisah.

Perempuanku,
aku melenguh berburu dengan nafasku
aku mendesah
aku gelisah
berbaur dengan keringat yang mengucur
di tubuhmu, di tubuhku,
aku hanya mendesah
saat kau menindihku.

saat lamunan liar menjelma diantara desau angin malam ;P

Friday, January 14, 2005

Entahlah, Mengapa Aku Cemburu

Pertama kali kubaca sajakmu
aku langsung mengira kamu jatuh cinta
dan aku yakin tentang itu

Ketika engkau katakan kamu ingin bicara
aku langsung mengira kamu jatuh cinta
dan aku yakin tentang itu

Ketika engkau katakan kamu resah
aku langsung mengira kamu jatuh cinta
dan aku yakin tentang itu

Ketika engkau katakan akan menikah
aku langsung tidak percaya
tapi, aku tak yakin tentang hal itu.
Mengapa aku cemburu?

(Semuanya) Sudah Berlalu

Berlalu sudah masa itu:
masa engkau menyambutku penuh kemesraan,
masa engkau memandangku penuh perasaan,
masa engkau melepasku penuh kepercayaan,
masa engkau mengenangku penuh kerinduan,

Berlalu sudah masa itu
masa aku mendatangi penuh pengharapan,
masa aku ditatap oleh mata berbinar menyejukkan,
masa aku merasa menjadi orang yang paling dinantikan...

Haruskah aku berlalu darimu?


Wednesday, January 05, 2005

Engkau, Dia dan Dia Bagian Penting Hidupku

Ketika kata tiada lagi dapat menahan tindakan, ketika tiada lagi yang bisa merubah suatu keputusan, ketika perpisahan menurutmu menjadi satu-satunya jalan, saat itu aku menyadari bahwa tampaknya kita harus berjalan dengan rel kita sendiri-sendiri. Kita harus meniti jalur kita sendiri-sendiri. Kamu dengan pilihan dan keputusanmu, dan aku berjalan dengan pilihan dan keputusan yang engkau berikan. Tidak adil memang. Ini semua terjadi karena pilihan dan keputusanmu, sementara aku tidak bisa menentukan apa-apa untuk membuat pilihan dan keputusan 'tentang kita ini'. Aku berada pada kondisi yang tidak diberikan 'hak' untuk memilih dan memutuskan.
Tapi, sudahlah...
Mungkin ini sebenarnya juga bukan pilihan buat kamu, dan kamu mungkin hanya melakukan apa yang menurutmu harus dilakukan. Begitupun aku - walau aku tidak membuat keputusan dan tidak pula memilih tentang apa yang harus engkau dan aku lakukan - mungkin aku hanya melakukan apa yang telah menjadi sesuatu yang harus aku lakukan.
Saat engkau memutuskan untuk memilih dan melanjutkan perjalananmu dengan seseorang itu - hatiku merasa bahwa engkau telah berlaku tidak adil terhadapku - walaupun dari sisimu, itu semua engkau lakukan karena engkau harus memilih resiko yang paling sedikit dari berbagai kemungkinan resiko yang akan engkau hadapi. Tapi begitulah, aku selalu merasa bahwa - engkau hampir - tidak akan menghadapi resiko sama sekali bila melanjutkan perjalanan bersamaku. Ironis bukan? Aku - yang dengan gagah perkasa mengatakan "ayo pilihlah aku, dan aku jamin kamu akan menjadi bahagia bila memilih aku!" ternyata, itu - hanya merupakan iklan kecap yang selalu menyebut dirinya nomor satu, dimatamu.
Bila suatu saat, kita bertemu lagi dan engkau nanti melihat aku bahagia, maka aku akan berterima kasih kepadamu, karena berarti pilihan dan keputusan yang engkau 'ambilkan' buatku adalah sangat tepat.
Begitupun, bila suatu saat nanti kita bertemu lagi dan engkau melihat aku seperti tidak bahagia, maka akupun berterima kasih kepadamu, karena berarti aku telah mendapat pelajaran tentang cara membuat keputusan dan membuat pilihan (walau mungkin kamu akan berkata, 'sudah terlambat' untuk memilih dan memutuskan).
Nanti, engkau pasti menjadi bagian keputusan dan pilihan yang akan aku anggap 'sangat' menentukan dalam bagian-bagian perjalananku.
Begitupun dengan siapa yang akan menjadi 'pilihan' dan siapa (beruntung?) yang aku ajak untuk mengambil 'keputusan' nantinya, pasti akan menjadi 'bagian' yang sangat menentukan dalam bagian-bagian perjalananku yang lainnya.
Kenapa?
Karena engkau, dia, dia ..... dan dia yang lainnya ternyata adalah bagian-bagian penting dari kisah perjalanan kehidupanku...


inspirated from my friend's real story

Tuesday, January 04, 2005

Sambut Tahun Baru Walau Ada Duka

Berbagai bentuk solidaritas untuk saudara-saudara kita di Aceh dan Sumatera Utara harus kita lakukan dalam bentuk nyata. Dan itu, harus!
Dan kitapun tidak boleh berlarut-larut dalam duka tanpa usaha.
Mari menyumbang, mari membantu, mari menjadi relawan, paling tidak: mari do'akan saudara-saudara kita yang sedang dalam musibah itu.
Tahun baru 2005 sudah kita masuki. Kita sambut tahun ini, dengan KESADARAN, bahwa Tiada kekuatan yang bisa mengalahkan kekuatan Yang Maha Perkasa. Tuhan Pencipta Alam.
Kita songsong tahun baru ini dengan semangat baru. Semoga, dengan kekuatan yang masih ada, kita dapat membangun diri kita pribadi, keluarga dan masyarakat sekeliling kita. Membangun pribadi, membangun hati dan jiwa agar semakin 'dewasa' dalam arti yang luas. Amiin...