Tuesday, June 30, 2009

Keputusan Untuk Kemaslahatan

Saat ini banyak sekali berita-berita yang kita dengar tentang Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres). Mulai dari prestasi yang pernah mereka torehkan, sampai dengan visi-misi mereka bila terpilih untuk memimpin negeri tercinta kita ini.
Mulai dari siapa yang mempunyai nilai lebih maupun siapa yang paling minim 'sisi negatifnya.
Ketika seseorang diminta untuk mengambil suatu keputusan yang sangat menentukan, tentu idealnya dia harus mempertimbangkan banyak aspek.
Mulai dari aspek pribadi (apa yang pernah dia alami, apa yang pernah dia rasakan), aspek sosial (apa yang dirasakan orang lain, apa yang dikatakan orang lain, atau apa yang menjadi pendapat orang lain), maupun aspek perintah dari yang mempunyai 'Yang Maha Mengetahui'.
Memang kadang (cilokone), apa yang dirasakan orang lain, apa yang dikatakan orang lain, atau apa yang menjadi pendapat orang lain tersebut sangat beragam, bahkan bertentangan.
Itu sangat jamak terjadi.
Mangkanya, terkadang kita mencari sumber (yang menurut kita dapat dipercaya) lain, termasuk pemimpin atau ulama kita.
Soal siapa yang paling banyak mudaratnya? atau yang paling banyak mudharatnya? Tentu pertimbangan ketiga aspek tersebut bisa kita jadikan acuan. Yang pasti, NIAT kita terhadap apa yang kita putuskan tersebut, haruslah (paling tidak buat kita sendiri) untuk Kemaslahatan, bukan untuk kemudharatan. (eh, malah ikut-ikutan berpendapat nih.... hehehe....)

Peace ah....!

Tuesday, June 23, 2009

Ibu ...

Aku lahir dari perut ibu..
bukan kata org...memang BENARKAN !!!.... ..)

Bila dahaga, yang susukan aku.....ibu
Bila lapar, yang menyuapi aku....ibu
Bila sendirian, yang selalu di sampingku....ibu
Kata ibu, perkataan pertama yang aku sebut....Ibu
Bila bangun tidur, aku cari....ibu
Bila nangis, orang pertama yang datang ....ibu
Bila ingin bermanja, aku dekati....ibu
Bila ingin bersandar, aku duduk sebelah....ibu
Bila sedih, yang dapat menghiburku hanya....ibu
Bila nakal, yang memarahi aku....ibu
Bila merajuk, yang membujukku cuma....ibu
Bila melakukan kesalahan, yang paling cepat marah....ibu
Bila takut, yang menenangkan aku....ibu
Bila ingin peluk, yang aku suka peluk....ibu

Aku selalu teringatkan ....ibu
Bila sedih, aku mesti telepon....ibu
Bila senang, orang pertama aku ingin beritahu.....ibu
Bila marah.. aku suka meluahkannya pada..ibu
Bila takut, aku selalu panggil... "ibuuuuu! "
Bila sakit, orang paling risau adalah....ibu
Bila aku ingin bepergian, orang paling sibuk juga....ibu
Bila buat masalah, yang lebih dulu memarahi aku....ibu
Bila aku ada masalah, yang paling risau.... ibu
Yang masih peluk dan cium aku sampai hari ni.. ibu
Yang selalu masak makanan kegemaranku. ...ibu
Kalau pulang ke kampung, yang selalu memberi bekal.....ibu
Yang selalu menyimpan dan merapihkan barang-barang aku....ibu
Yang selalu berkirim surat dengan aku...ibu
Yang selalu memuji aku....ibu
Yang selalu menasihati aku....ibu
Bila ingin menikah..Orang pertama aku datangi dan minta
persetujuan. ....ibu

Aku ada pasangan hidup sendiri....
Bila senang, aku cari....pasanganku
Bila sedih, aku cari....ibu
Bila mendapat keberhasilan, aku ceritakan pada....pasanganku
Bila gagal, aku ceritakan pada....ibu
Bila bahagia, aku peluk erat.....pasanganku
Bila berduka, aku peluk erat.....ibuku
Bila ingin berlibur, aku bawa....pasanganku
Bila sibuk, aku antar anak ke rumah....ibu
Bila sambut valentine.. Aku beri hadiah pada pasanganku
Bila sambut hari ibu...aku cuma dapat ucapkan "Selamat Hari Ibu"
Selalu.. aku ingat pasanganku
Selalu.. ibu ingat aku
Setiap saat... aku akan telepon pasanganku
Entah kapan... aku ingin telepon ibu
Selalu...aku belikan hadiah untuk pasanganku
Entah kapan... aku ingin belikan hadiah untuk ibu


Renungkan:
"Kalau kau sudah selesai belajar dan berkerja.... masih ingatkah kau pada ibu?
tidak banyak yang ibu inginkan... hanya dengan menyapa ibupun cukuplah".
Berderai air mata jika kita mendengarnya. ........
Tapi kalau ibu sudah tiada....... ...
IBUUUU...RINDU IBU.... RINDU SEKALI....
Berapa banyak yang sanggup menyuapi ibunya....
Berapa banyak yang sanggup mencuci muntah ibunya.....
Berapa banyak yang sanggup menggantikan alas tidur ibunya.....
Berapa banyak yang sanggup membersihkan kotoran ibunya...... .
Berapa banyak yang sanggup berhenti kerja untuk menjaga ibunya.....
dan akhir sekali berapa banyak yang men-DOA-kan ibunya......


Source: Siti Riyah on FB

Wednesday, June 17, 2009

Mimpiku angan-anganku

Apa mimpi Anda ketika anda masih kecil?
Apa mimpi anda saat masih SMP, SMA, atau saat kuliah?
Atau bila pertanyaan lebih lanjut bila anda baru lulus kuliah, apa mimpi anda saat ini?

Sewaktu kecil, mimpi saya sangat sederhana. Saya ingin melanjutkan sekolah ke sekolah guru. Menurutku menjadi guru adalah pekerjaan yang menyenangkan. Bisa memberikan ilmu buat anak didik, berbagi pengalaman hidup dan tentu saja 'melihat' mereka menjadi pintar, akan membuat suatu kebahagiaan yang tidak ternilai.
Sewaktu SMP, mimpi itu berubah.
Aku ingin jadi dokter.
Dalam benakku dengan menjadi dokter, tentu membuatku berkesempatan banyak menolong orang lain yang memerlukan. Aku ingat betul, bagaimana orang tuaku yang sakit (waktu itu panas demam), tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa, kecuali menunggu dengan harap-harap cemas. "andai saja, aku jadi dokter pasti aku bisa mengobati orang tuaku" begitu pikirku waktu itu.
Setelah SMA mengambil jurusan biologi (yang menurutku masih paralel dengan cita-citaku menjadi dokter), mimpiku berubah lagi.
Usia SMA, telah membuatku lebih realistis. Aku yang berasal dari keluarga sederhana, bahkan sangat sederhana. Tentu sangat sulit untu memiliki mimpi yang terlalu tinggi. Mimpiku harus disesuaikan dengan kondisi keluargaku.
Menjadi dokter bukanlah hal yang mudah. Karena disamping persyaratan 'kepintaran' terdapat syarat lain: keuangan yang cukup.
Akhirnya mimpiku 'hanya': aku ingin masuk ke bangku kuliah. Itu saja. ingin kuliah. Untuk sebagian orang ‘duduk di bangku kuliah’ mungkin hal biasa, suatu jalan yg memang harus dan pasti dilewati. Buatku, saat itu, kalimat ‘duduk di bangku kuliah’ merupakan sesuatu yang serius bahkan hampir seperti impian.
Aku yang hanya berasal dari keluarga sederhana, dengan empat orang adik-adikku, tidak muadh untuk kondisi seperti itu.
Namun, sekali lagi aku saat itu lebih realistis. Menjadi dokter, bukan 'hanya' mimpi yang sangat sulit kugapai. Tetapi tampaknya hanya merupakan angan-angan saja. Sehingga mimpiku, 'kuturunkan' hanya bisa kuliah saja. Yang pasti aku harus punya mimpi. Itu yang membuatku bisa semangat dan terus semangat.
Namanya juga mimpi, bisa tercapai bisa juga tidak..
Ternyata benar! Setelah lulus SMA mimpi itu laksana 'bunga ilalang liar yang terbang terbawa angin petang'. Pergi entah kemana.
Mimpi itu ternyata hanya angan-angan...

Bersambung.....

Tuesday, June 16, 2009

Obat Keresahan dan Kegelisahan Hati

Pernah merasa hati galau? gundah gulana? gelisah? atau hati resah?
Nih, kali ini Lang akan posting sebuah catatan dari seseorang, yang menurutku bisa dijadikan sebagi renungan.

Dalam kehidupan setiap orang, pasti mengalami pasang surut perasaan. Senang versus susah, nikmat versus sengsara. Yang dominan dalam hidup kebanyakan orang adalah rasa cemas, bahkan banyak orang diatanranya yang yang memilih jalan pintas “mabuk-mabukan, atau sekalian bunuh diri”. Semua itu akibat setres dan tidak mampu mengatasi kecemasan hidupnya. Kecemasan hidup seseorang disebabkan beberapa hal, mungkin karena gagal dalam usaha, tiadak lulus dalam ujian, diputus pacar, karena menderita penyakit yang tidak kunjung sembuh, atau mungkin karena malu pada keluarga, tetangga karena tidak mampu hidup layak, dan sebagainya. kali ini saya ingin berbagi tips bagaimana mengatasi kecemasan dalam hidup seseorang yang mengalaminya, seperti berikut:

1. Setiap masalah jangan dipendam dalam hati dan hindari duduk termenung sendiri
2. Kendalikan diri dengan membuang suver ego, tahu diri, terima sanksi dan banyak berdoa
3. Sibukkan diri dengan berdiskusi, olah raga, mengaji, sholat tahajjud (bagi orang muslim) dan baca buku yang bermanfaat dan menghibur ( berpikir dan berjiwa besar, Laa Tahzan dan buku bermanfaat lainnya)
4. Berfikir positif pada diri dan orang lain, lepaskan perasaan anda seluas mungkin dan refressing

Sumber: http://gusdibyo.wordpress.com/

Nah, gimana kira-kira? udah nggak galau, gundah gulana, gelisah alias resah lagi kan? :)

Friday, June 12, 2009

Tidur Sendiri

Ternyata nggak enak juga ya, kalo tidur sendirian.
Iya, tentu nggak enak. Setidaknya buat diriku saat ini.
Namun, mo gimana ya? Tempatku bekerja yang jauh mengharuskan aku meninggalkan rumah dan keluarga tercintaku. Aku ngontrak di tempat yang lebih dekat dengan tempatku bekerja. Ya, tentu saja supaya aku bisa bekerja lebih tenang, karena tidak khawatir terlambat masuk bekerja.
Nah, kembali ke 'tidur sendirian' tadi.
Kadang-kadang menjelang tidur, pengen ngobrol atau sedikit berbagi cerita. Menumpahkan kegelisahan, atau berbagi kebahagiaan.
Apalagi pekerjaanku saat ini yang bergelut dengan dinamika orang, terkadang menempatkan aku dan tim dalam posisi yang dilematis.
Personalia atau HRD memang terkadang menghadapi suatu kondisi yang kurang mengenakkan. Antara penegakan peraturan dan kemanusiaan. Namun, sebenarnya tidak sesederhana itu. Bukan hanya tentang peraturan dan punishment-nya, tetapi juga tentang apa yang terjadi dengan orang yang melakukan pelanggaran peraturan, bagaimana dengan kegiatan produksi bila orang tersebut, misalnya di berikan sanksi. Bagaimana kinerjanya, bagaimana kemauan kepala seksi di tempat terjadinya pelanggaran, dll tetek bengeknya.
Belum lagi konsekuensi perlawanan dari yang terkena sanksi. Mereka mungkin karena merasa 'terdesak', melakukan perlawanan atau bahkan mungkin melakukan 'ancaman' terhadap keputusan yang diberikan. Mungkin saja itu terjadi.
Itu semua terkadang terbawa ke rumah, atau bahkan ke tempat tidur.
Disitulah kadang-kadang muncul 'kerinduan' untuk bercerita sebelum tidur. Karena katanya dengan mengungkapkan kegundahan ataupun kegelisahan hati, maka akan mengurangi beban yang ada sehingga pada saat bangun tidur, kita sudah dalam keadaan fresh dan siap bekerja kembali.
Nah, jadi buat yang belum mempunyai temen tidur, cepet-cepetlah mencari temen tidur (dalam arti yang sebenarnya, punya istri atau suami!) hehee.....

Tuesday, June 09, 2009

Tugas dan Perjalanan

Kemarin pagi, aku berangkat untuk melaporkan pemutusan hubungan kerja yang terjadi di kantorku. Iya, melapor, melapor ke dinas tenaga kerja di ibukota kabupaten. Bersama dengan teman satu levelku yang sekaligus seniorku.
(Sudah beberapa bulan ini aku pindah bekerja dan dipercaya membantu mengurusi karyawan di sebuah Perusahaan Jepang di daerah barat pulau Jawa ini, di bagian yang jarang disukai orang, 'personalia'). Kali ini kami juga ditemani ketua dan sekretaris serikat ditempatku bekerja. Jadi kami berempat.
Berangkat dari kantor seperti biasa, kira-kira pukul 10.00 WIB. Dalam perjalanan, obrolan ringan selalu keluar dari mulut kami sambil menikmati perjalanan dari kawasan industi menuju ibukota kabupaten di Banten itu. Apalagi dari Soleh sering banget ngocol seenaknya tentang teman-temannya. Sekretaris Serikat yang bertubuh tinggi ini memang sering mengeluarkan obrolan dan candaan yang membuatku tertawa terpingkal-pingkal.
“Bos, yang barusan gimana, mantap nggak?”
Tiba-tiba tanya sang sekretaris serikat itu kepadaku.
Aku yang tadinya bengong-bengong aja menikmati empuknya jok mobil Suzuki APV putih milik perusahaan itu, terperanjat kaget. Hehehe…
Seraya menoleh kearah yang dimaksud, sambil memperhatikan sejenak obyek (baca: cewek) aku menjawab sekenanya: “lumayan lah...”
Mataku masih yang kulihat kearah obyek tersebut yang menurutku memang lumayan ‘bagus’.
Lamunanku sejenak melayang.
Seandainya aku ada di sampingmu,
Bercanda menikmati hari....

Dua tahun terakhir ini, sepertinya tak henti aku digoda oleh perasaanku sendiri.
Setiap kali melihat wanita cantik, sering aku membayangkan aku berada disampingnya, bercanda dan menikmati hari.
Aku tidak mengerti, mengapa perasan itu begitu mudah hadir dalam hatiku.
Sama halnya tatkala aku sampai di kantor dinas tenaga kerja tujuan kami semula.
Aku koq begitu mudah merasa simpati dengan seseorang yang ada di kantor itu. Padahal dari sisi umur, aku melihat dia mungkin sudah lebih tua lima hingga delapan tahun di atasku.
Nah loh....! ;-)

Sunday, June 07, 2009

Hari Pertama

Kembali mencoba menulis dalam alunan yang mungkin berbeda.
Aku dengan ‘baju’ baru di tubuh lama, mengikuti alur cerita hati yang kadang juga ikut berubah-ubah.
Aku yang kini dengan perasaanku, dengan hati dan jiwaku, menorehkan catatan harian, mingguan atau bahkan tahunan dalam gerak langkah perjalanan. Perjalanan sang ilalang. Perjalanan ilalang liar, yang terus mencari makna sesungguhnya dari kehidupan.