Engkau ceritakan itu
kamu yang bercinta
hanyutkan kesadaranmu
lepaskan cairan-cairan asmara
yang aliri kulit arimu
Geliat bara api
semburkan panas
tusuki sumsum
hanguskan keperkasaan
geliat bara api
menggumpal-gumpal
menjadi batu-batu raksasa
hancurkan kepala
berkeping-keping
Tangerang, Oktober 2006
Tampilan terbaik menggunakan FireFox. Sajak, puisi, pemikiran, keriuhan, kegalauan, kesendirian, kesepian dan kegembiraan anak manusia. Bagi yang ingin mengirim kisah tentang kesepian atau kegembiraan anda atau yang ingin menjalin persahabatan dan atau ingin berbagi pengalaman pribadi - silahkan via ilalangliar@gmail.com - saya akan menyambut dengan welcome. Ilalang Liar
Saturday, November 18, 2006
Saturday, November 11, 2006
Gelisahku
tiga puluh menit saja
memandangmu lekat-lekat
tak mau kulepaskan
ingin terus memelukmu
kau lihat mataku
menyimpan binar itu
binar yang tidak bisa diterjemahkan
dengan satu dua kalimat
bahagia
sedih
gelisah
rindu
bercampur baur
Bandara Sukarno Hatta, Oktober 2006
Bila Hati Berisi Keseragaman, Maka Tiada Lagi Keindahan. Bila Keindahan Sudah Tiada Lagi, Maka Hidup Berarti Sudah Berhenti. Begitulah Suasana Hati.
memandangmu lekat-lekat
tak mau kulepaskan
ingin terus memelukmu
kau lihat mataku
menyimpan binar itu
binar yang tidak bisa diterjemahkan
dengan satu dua kalimat
bahagia
sedih
gelisah
rindu
bercampur baur
Bandara Sukarno Hatta, Oktober 2006
Bila Hati Berisi Keseragaman, Maka Tiada Lagi Keindahan. Bila Keindahan Sudah Tiada Lagi, Maka Hidup Berarti Sudah Berhenti. Begitulah Suasana Hati.
Subscribe to:
Posts (Atom)