Friday, November 21, 2014

Sejarah asal mula alat tulis pensil dan penghapus

Pasti anda pernah berfikir, sebetulnya alat tulis berasal darimana? Secara tidak sengaja search google dan bertemulah dengan artikel ini di sebuah forum berita terbaik. Penulisnya dengan ID kucoba. dan saya akan coba sharing disini berbagi informasi dengan anda.

PENSIL
Pensil adalah alat tulis dan lukis yang awalnya terbuat dari grafit murni. Penulisan dilakukan dengan menggoreskan grafit tersebut ke atas media. Namun grafit murni cenderung mudah patah, terlalu lembut, memberikan efek kotor saat media bergesekan dengan tangan, dan mengotori tangan saat dipegang. Karena itu kemudian diciptakan campuran grafit dengan tanah liat agar komposisinya lebih keras. Selanjutnya komposisi campuran ini dibalut dengan kertas atau kayu.

Sejarah
Penggunaan timbal dan grafit sudah dimulai sejak zaman Yunani. Keduanya memberikan efek goresan abu-abu, walaupun grafit sedikit lebih hitam. Grafit sangat jarang dipakai hingga kemudian pada tahun 1564 ditemukan kandungan grafit murni dalam jumlah besar di Borrowdale, sebuah lembah di Lake District, Inggris bagian utara. Meskipun kelihatan seperti batu bara, mineral tersebut tidak dapat terbakar, dan meninggalkan bekas berwarna hitam mengilap, serta mudah dihapus di atas permukaan yang bisa ditulisi.

Pada masa ini istilah grafit masih disalahartikan dengan timah, timah hitam, dan plumbago, artinya “seperti timah” mengingat sifatnya yang hampir sama. Karena itu istilah lead pencil (pensil timah) masih digunakan sampai sekarang.


Karena teksturnya berminyak, bongkahan dibungkus dengan kulit domba atau potongan kecil timah berbentuktongkat dibebat dengan tali. Tidak seorang pun tahu siapa yang mula-mula mempunyai ide untuk memasukkan timah hitam ke dalam wadah kayu, tetapi pada tahun 1560-an, pensil yang primitif sudah sampai di benua Eropa.

Tak lama kemudian, timah hitam ditambang dan diekspor untuk memenuhi permintaan para seniman; dan pada abad ke-17, bisa dikatakan timah hitam telah digunakan di mana-mana. Pada waktu yang sama, para pembuat pensil bereksperimen dengan timah hitam untuk menghasilkan alat tulis yang lebih baik. Karena murni serta mudah diekstrak, timah hitam dari Borrowdale menjadi incaran pencuri dan pedagang gelap.

Untuk mengatasinya, Parlemen Inggris mengeluarkan undang-undang pada tahun 1752 yang menetapkan bahwa pencuri timah hitam bisa dipenjarakan atau dibuang ke suatu koloni narapidana.

    
Namun pada tahun 1779, seorang ahli kimia Carl W. Scheele meneliti dan menyimpulkan bahwa grafit memiliki sifat kimiawi yang jauh berbeda dengan timbal. Grafit adalah komposisi molekul karbon murni yang lunak. Akhirnya pada tahun 1789, ahli Geologi Jerman, Abraham G. Werner memberikan nama grafit, yang berasal dari perkataan Yunani graphein, yang berarti menulis. Jadi, isi pensil bukan timah.



Perkembangan Pensil

Selama bertahun-tahun, grafit Inggris memonopoli industri pembuatan pensil karena cukup murni untuk digunakan tanpa perlu diproses lagi. Karena grafit Eropa kurang bermutu, pabrik-pabrik pensil di sana bereksperimen dengan berbagai cara untuk memperbaiki isi pensil.

Insinyur Prancis Nicolas-Jacques Conté mencampur bubuk grafit dengan tanah liat, membentuk campuran itu menjadi batang-batang, dan membakarnya dalam perapian. Dengan mengubah-ubah perbandingan grafit terhadap tanah liat, ia bisa membuat isi pensil yang menghasilkan berbagai gradasi warna hitam, proses yang digunakan sampai sekarang.

Pada abad ke-19, pembuatan pembuatan pensil menjadi bisnis besar. Grafit ditemukan di beberapa tempat, termasuk Siberia, Jerman, dan yang sekarang disebut Republik Ceko. Di Jerman dan kemudian di Amerika Serikat, sejumlah pabrik dibuka. Mekanisasi dan produksi massal menekan harga, dan pada awal abad ke-20, bahkan anak-anak sekolah menggunakan pensil.

Awalnya pensil grafit diberi balutan kertas yang dirobek sesuai keinginan pemakainya. Namun kemudian ditemukan cara lebih praktis dan efisien dengan menyelimuti seluruh batang grafit dengan dua bilah kayu yang ditoreh untuk menyediakan tempat bagi batang grafit dan kemudian disatukan. Rautan pensil sebagai pelengkap alat tulis. Peraut mekanis mempermudah pengguna saat meraut pensil.

Grafit murni mungkin lebih disukai seniman karena karakteristiknya yang lebih lugas. Namun untuk penggunaan sehari-hari, diperlukan grafit yang berkualitas lebih rendah agar lebih fleksibel. Pada tahun 1795, ahli kimia Perancis, Nicolas Jacques Conté, menemukan cara mencampur grafit dengan tanah liat agar dihasilkan pensil yang lebih baik dan praktis. Salah satu produk turunannya adalah pensil Konte.

Rautan pensil sebagai pelengkap alat tulis

Pada 30 Maret 1858 Hymen Lipman dari Philadelphia, Pennsylvania, Amerika Serikat mematenkan pensil dengan ujung penghapus. Namun kemudian paten ini dibatalkan dengan alasan sebanenarnya tidak ada penemuan hal baru dari pensil tersebut. Peraut mekanik ditemukan pada tahun 1880 dan dengan cepat menjadi sangat populer.



 Peraut mekanis mempermudah pengguna saat meraut pensil


 Pemrosesan Modern

Pensil di era modern dibuat dengan menghancurkan grafit murni dan tanah liat menjadi bentuk bubuk. Campuran ini kemudian diberi air, dianginkan, dan kemudian dibakar selama tiga hari. Kemudian isi pensil yang telah dicetak menjadi bentuk yang panjang dan tipis dilapisi dengan kayu halus. Awalnya pensil lebih banyak dibuat dalam bentuk persegi karena keterbatasan mesin produksi.



Teknik pemberian selimut pensil


Namun di era modern, lebih banyak ditemui bentuk bulat yang lebih nyaman digenggam. Meskipun demikian, tetap banyak yang menggemari bentuk pensil bersudut karena memberi pegangan yang lebih kuat dan mudah dikontrol saat menulis.

Karakteristik

Berbeda dengan pena, pensil cenderung memberikan kesan abu-abu dan warna yang lemah dan pecah dibandingan dengan pena yang memberikan warna yang padat dan tajam. Pensil juga lebih mudah dihapus dibandingkan pena. Beberapa pensil disertai dengan penghapus untuk alasan kepraktisan.

Pensil seperti ini sangat disukai pelajar. Namun kebanyakan seniman profesional yang mengutamakan mutu akan lebih menyukai pensil tanpa penghapus, mengingat penghapus ini diragukan mutunya dan frekuensi menghapus yang lebih besar akan membuat penghapus yang terlalu kecil akan cepat terbuang sia-sia.

Identitas

Pensil dibedakan menurut komposisi . Huruf B menginformasikan ketebalan (boldness), yang berarti kandungan grafitnya lebih banyak. Sementara huruf H menginformasikan kekerasan komposisi leadnya, yang berarti kandungan tanah liatnya lebih banyak. Pensil dengan tandaF berarti komposisinya sangat tepat untuk diraut hingga keruncingan maksimal. Sementara angka di depan huruf memperlihatkan tingkat ketebalan atau kekerasan komposisi suatu pensil. Misalnya 2H akan lebih keras daripada H, atau 2B akan lebih lembut dan tebal dibandingkan B. HB berarti pensil memiliki kedua sifat keras dan tebal.

Warna pensil memperlihatkan area produksinya. Pabrik-pabrik di Amerika Utara memberi warna kuning, Jerman dan Brasil memberi warna hijau. India dan beberapa wilayah Asia memberi warna hitam dan merah. Swiss memberi warna merah. Sedangkan Inggris memberi warna kuning dan hitam. Kebanyakan standardisasi warna ini diciptakan produsen Faber-Castell. Namun banyak pula produsen yang tidak mengikuti standar ini.




PENGHAPUS

Penghapus (juga disebut setip) merupakan salah satu perlengkapan alat tulis yang merupakan karet lembut yang mampu menghilangkan tanda yang dihasilkan dengan pensil.
Sebuah penghapus.

Penghapus kenyal seperti karet, dan seringkali bewarna putih atau hitam (walaupun ditemukan juga coklat atau merah jambu untuk memperindah penampilan sesuai pemanfaatan teknologi). Terdapat pensil yang dilengkapi dengan penghapus di ujungnya. Penghapus mahal mungkin mempunyai bahan vinyl atau plastik sebagai tambahan kepada karet.


Penghapus juga merujuk kepada penghapus pada papan tulis seperti papan hitam atau papan putih. Penghapus papan hitam tradisional merupakan blok kayu berbentuk persegi panjang yang dibuat dari kain berbahan wol.

Sejarah
Pada tahun 1770, pakar sains Joseph Priestley menyatakan, “Saya telah melihat bahan yang amat sesuai untuk digunakan bagi menghilangkan tanda arang pensil pada kertas.” Di seluruh Eropa pada saat itu, tulisan pensil dihapus dari kertas dengan menggunakan kubus-kubus kecil yang terbuat dari karet. Kubus-kubus kecil ini masih digunakan untuk tujuan ini di Inggris dan Australia.

Juga pada tahun 1770, Edward Naime, insinyur Inggris, disebut sebagai pencipta penghapus karet pertama. Sebelum penggunaan karet, serbuk roti digunakan sebagai penghapus. Naime berkata bahwa dia salah mengambil kepingan karet dan bukannya serbuk roti, dan menemukan ciri-ciri menghapus dari karet, dan mulai menjual penghapus karet.

Bagaimanapun juga, karet dalam bentuk mentah sulit disimpan, kerana ia mudah dan akan rusak. Pada tahun 1839, Charles Goodyear, seorang penemu, menemukan proses vulkanisasi, kaedah yang merawat karet dan menjadikannya bahan yang tahan lama. Penghapus menjadi benda yang umum dengan perkembangan karet yang divulkanisasi.


Pada tahun 1858, Hyman Lipman dari Philadelphia, Pennsylvania, AS, menerima paten pertama untuk pelekatan penghapus pada ujung pensil. Paten itu kemudian dibatalkan karena ditetapkan bahwa hal tersebut hanya merupakan gabungan dua peralatan dan bukannya produk baru sepenuhnya.

Jenis

Jenis yang sering terdapat pada penghapus biasanya bewarna merah muda atau merah dengan karakteristik mudah lengket. Jenis ini cukup baik untuk menghapus kebanyakan tulisan pensil, walaupun ia cenderung mengotori dan merusak kertas jika terlalu sering digunakan. Selain itu banyak sisa karet yang harus dibersihkan. Sisa ini sering mengotori kertas jika dibiarkan menempel.

Jenis yang populer di kalangan seniman adalah penghapus art gum, yang dibuat dari karet bertekstur kasar yang lembut. Jenis ini cocok untuk menghapus kawasan yang luas dalam satu sapuan tanpa merusak kertas. Tetapi penghapus ini meninggalkan banyak sisa penghapus dan tidak begitu akurat. Pemakaian terlalu banyak hanya menghasilkan warna kekuningan di kertas. Penghapus art gum biasanya berwarna gelap atau kecokelat-cokelatan.

Penghapus uli, lebih dikenal dalam Bahasa Inggris sebagai kneaded eraser, juga digemari di kalangan seniman. Penghapus jenis ini dibuat dari bahan kelabu dan menyerupai adonan atau lem. Kelebihannya adalah tidak meninggalkan sisa penghapus sehingga tahan lebih lama dibanding penghapus lain.

Partikel grafit dan tanah liat ditarik oleh adonan karet sehingga lebih akurat dan tidak meninggalkan bekas apapun. Penghapus ini banyak digunakan untuk memberi efek kilap atau percikan air. Kelemahannya adalah sedikit rasa lengket di tangan dan mudah meleleh di suhu tinggi.





Penghapus uli yang mudah dibentuk, akurat, dan tidak meninggalkan kotoran
Penghapus vinyl lembut mempunyai tekstur seperti plastik dan ciri-ciri menghapus yang mirip dengan penghapus karet biasa. Hanya saja sedikit lebih lembut dan kuat, dan dengan itu tidak mudah merusak kertas dan nyaman digunakan. Penghapus vinyl biasanya putih dan mudah terlihat kotor jika disentuh


Kegunaan lain

Sketsa dengan mengutamakan teknik menghapus goresan pensil.

Walaupun manfaat yang utama dari penghapus adalah menghilangkan bekas goresan, namun oleh seniman profesional, penghapus juga dimanfaatkan dengan teknik tertentu. Misalnya memberi kesan kilau dengan menggunakan mal penghapus atau efek smudge jika digores lembut.

 

sumber: www.tatasolusi.blogspot.com

Friday, November 14, 2014

Agenda Kegiatan Sehari-hari Seorang Muslim

Artikel ini saya dapat dari dari browsing dan saya baca, dan setelah saya baca tenyata Artikelnya sangat menarik dan saya ingin berbagi dengan kalian semua. 
Walaupun pada artikel ini  penulis mengajak pada kaum wanita, tapi saya kira artikel ini juga sangat wajib dibaca oleh kaum pria.

Ok dari pada berlama-lama yuk kita simak artikel Agenda Kegiatan sehari-hari Seorang Muslim.
Ukhti muslimah sekalian,…. Perlu sekali bagi akhwat memiliki agenda kegiatan yang berhubungan dengan amal shalih sehari-hari sebagai pengingat dan renungan tentang apa saja yang telah kita lakukan dan apa yang belum bisa kita lakukan, agar hati kita dipacu untuk selalu ‘Hidup’ mengingat-Nya….sehingga apabila hati ini lalai (dan memang sering terjadi demikian) maka kita akan menyadarinya karena sesungguhnya bila hati ini ‘sakit’ maka akan beratlah anggota tubuh yang lain untuk melaksanakan ketaatan. 
Semoga artikel ini bermanfaat buat ukhti muslimah semua, diambil dari milis As-Sunnah yang berjudul Kehidupan Sehari-hari yang Islami, karya Syaikh Abdullah bin Jaarullah bin Ibrahim Al-Jaarullah yang penulis sesuaikan untuk akhwat muslimah….dan sangat bagus sekali apabila ukhti memiliki bukunya karena sangat bermanfaat sebagai barometer keimanan ukhti,….Nah, selamat membaca
Saudariku…
Dengan penuh pengharapan bahwa kebahagiaan dunia dan akhirat yang akan kita dapatkan, maka kami sampaikan risalah yang berisikan pertanyaan-pertanyaan ini ke hadapan Anda untuk direnungkan dan dijawab dengan perbuatan.
Pertanyaan-pertanyaan ini sengaja kami angkat ke hadapan Anda dengan harapan yang tulus dan cinta karena Allah Subhanahu wa Ta’ala, supaya kita bisa mengambil manfaat dan faedah yang banyak darinya, disamping itu sebagai bahan kajian untuk melihat diri kita, sudah sejauh mana dan ada dimana posisinya selama ini.
Saudariku… Risalah ini dinukilkan dari buku saku yang sangat bagus dan menawan yaitu Zaad Al-Muslim Al-Yaumi (Bekalan Muslim Sehari-hari) dari hal. 51 – 55, bab Hayatu Yaumi Islami yang diambil dari kitab Al-Wabil Ash-Shoyyib oleh Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah rahimahullah dan diterjemahkan oleh saudara kita Fariq Gasim Anuz semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala membalasnya dengan pahala dan surga-Nya.
Kehidupan Sehari-hari Yang Islami :
1. Apakah Anda selalu menjaga Shalat yang lima waktu?
2. Apakah Anda hari ini membaca Al-Qur’an ?
3. Apakah Anda rutin membaca Dzikir setelah selesai melaksanakan Shalat wajib ?
4. Apakah Anda selalu menjaga Shalat sunnah Rawatib sebelum dan sesudah Shalat wajib ?
5. Apakah Anda (hari ini) Khusyu dalam Shalat, menghayati apa yang Anda baca ? 
6.Apakah Anda (hari ini) mengingat Mati dan Kubur ? 7. Apakah Anda (hari ini) mengingat hari Kiamat, segala peristiwa dan kedahsyatannya ? 
8.Apakah Anda telah memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala sebanyak tiga kali, agar memasukkan Anda ke dalam Surga ? Maka sesungguhnya barang siapa yang memohon demikian, Surga berkata : ”Wahai Allah Subhanahu wa Ta’ala masukkanlah ia ke dalam Surga”. 9. Apakah Anda telah meminta perlindungan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar diselamatkan dari api neraka sebanyak tiga kali ? Maka sesungguhnya barangsiapa yang berbuat demikian, neraka berkata : ”Wahai Allah peliharalah dia dari api neraka”. (Berdasarkan hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang artinya : ”Barangsiapa yang memohon Surga kepada Allah sebanyak tiga kali, Surga berkata : ”Wahai Allah masukkanlah ia ke dalam Surga. Dan barangsiapa yang meminta perlindungan kepada Allah agar diselamatkan dari api neraka sebanyak tiga kali, neraka berkata : ”Wahai Allah selamatkanlah ia dari neraka”. (Hadits Riwayat Tirmidzi dan di shahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami No. 911. Jilid 6).
10. Apakah Anda (hari ini) membaca hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ?
11. Apakah Anda pernah berfikir untuk menjauhi teman-teman yang tidak baik ?
12. Apakah Anda telah berusaha untuk menghindari banyak tertawa dan bergurau ?
13. Apakah Anda (hari ini) menangis karena takut kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala ?
14. Apakah Anda selalu membaca Dzikir pagi dan sore hari ?
15. Apakah Anda (hari ini) telah memohon ampunan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala atas dosa-dosa (yang engkau perbuat -pent) ?
16. Apakah Anda telah memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan benar untuk mati Syahid ? Karena sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda yang artinya : ”Barangsiapa yang memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan benar untuk mati syahid, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memberikan kedudukan sebagai syuhada meskipun ia meninggal di atas tempat tidur”. (Hadits Riwayat Tirmidzi, Nasa’i, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dalam shahihnya, Al-Hakim dan ia menshahihkannya).
17. Apakah Anda telah berdo’a kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar ia menetapkan hati Anda atas agama-Nya ?
18. Apakah Anda telah mengambil kesempatan untuk berdo’a kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala di waktu-waktu yang mustajab ?
19. Apakah Anda telah membeli buku-buku agama Islam untuk memahami agama ? (Tentu dengan memilih buku-buku yang sesuai dengan pemahaman yang dipahami oleh para Shahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena banyak juga buku-buku Islam yang tersebar di pasaran justru merusak pemahaman Islam yang benar -pent).
20. Apakah Anda telah memintakan ampunan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk saudara-saudara mukminin dan mukminah ? Karena setiap mendo’akan mereka Anda akan mendapat kebajikan pula.
21. Apakah Anda telah memuji Allah Subhanahu wa Ta’ala (dan bersyukur kepada-Nya -pent) atas nikmat Islam ?
22. Apakah Anda telah memuji Allah Subhanahu wa Ta’ala atas nikmat mata, telinga, hati dan segala nikmat lainnya ?
23. Apakah Anda hari-hari ini telah bersedekah kepada fakir miskin dan orang-orang yang membutuhkannya ?
24. Apakah Anda dapat menahan marah yang disebabkan urusan pribadi, dan berusaha untuk marah karena Allah Subhanahu wa Ta’ala saja ?

25. Apakah Anda telah menjauhi sikap sombong dan membanggakan diri sendiri ?
26. Apakah Anda telah mengunjungi saudara seagama, ikhlas karena Allah Subhanahu wa Ta’ala ?
27. Apakah Anda telah menda’wahi keluarga, saudara-saudara, tetangga, dan siapa saja yang ada hubungannya dengan diri Anda ?
28. Apakah Anda termasuk orang yang berbakti kepada orang tua ?
29. Apakah Anda mengucapkan ”Innaa Lillahi wa innaa ilaihi raji’uun” jika mendapatkan musibah ?
30. Apakah Anda hari ini mengucapkan do’a ini : ”Allahumma inii a’uudubika an usyrika bika wa anaa a’lamu wastagfiruka limaa la’alamu = Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari menyekutukan Engkau sedangkan aku mengetahui, dan aku memohon ampun kepada-Mu terhadap apa-apa yang tidak aku ketahui”. Barangsiapa yang mengucapkan yang demikian, Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menghilangkan darinya syirik besar dan syirik kecil. (Lihat Shahih Al-Jami’ No. 3625).
31. Apakah Anda berbuat baik kepada tetangga ?
32. Apakah Anda telah membersihkan hati dari sombong, riya, hasad, dan dengki ?
33. Apakah Anda telah membersihkan lisan dari dusta, mengumpat, mengadu domba, berdebat kusir dan berbuat serta berkata-kata yang tidak ada manfaatnya ?
34. Apakah Anda takut kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam hal penghasilan, makanan dan minuman, serta pakaian ?
35. Apakah Anda selalu bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan taubat yang sebenar-benarnya di segala waktu atas segala dosa dan kesalahan ?
Saudariku ..
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di atas dengan perbuatan, agar kita menjadi orang yang beruntung di dunia dan akhirat, insya Allah.

http://www.ariflaw.com/2013/11/agenda-kegiatan-sehari-hari-seorang-muslim.html

Thursday, November 13, 2014

Anak-anakku dan Doa Dalam Nama Mereka


Ratna Tiara Sandiarta


Ratna (bahasa Jawa, Hindi, latin) : Permata, Intan

Tiara : Mutiara (Latin, Melayu)

Sandiarta: Dari Arahan – Telatang

Papa mama memberi nama ini dengan penuh syukur, doa dan harapan yang tulus.


Ratna Tiara Sandiarta : semoga selalu menerangi sekitarnya (dan ananda tetap ingat berasal dari Arahan Telatang - dan membawa nilai-nilai adat luhur dari tanah Melayu), merupakan anugerah Allah dan tidak ternilai harganya bagi keluarga dan masyarakat laksana intan, permata dan mutiara.



Rizky Nawwar Aqilah

Rizky = Rezeki, rejeki, karunia. (Arab)

Nawwar = Cahaya, pemberi cahaya, bunga. (Arab)

Aqilah = Cerdas, pandai, yang berakal. (Arab)

Papa mama memberi nama ini dengan penuh syukur, doa dan harapan yang tulus.


Rizky Nawwar Aqilah : merupakan karunia, rezeki dari Allah yang selalu memberi cahaya pada keluarga dan masyarakat sekitarnya dengan kecerdasan dan akalnya dengan berlandaskan agama Allah, Al – Islam.


Penjelasan lain: Arti Nama Bayi Nawwar

Nama Nawwar berasal dari bahasa Arab, Timur Tengah, Arabic, Arabia dengan Huruf awalan adalah N. Nama ini digunakan untuk nama anak/bayi Perempuan yang artinya adalah Bunga.



Muhammad Daffa Ridhoillah


Muhammad = Nama Nabi Terakhir

Daffa = Pembela, memelihara kekuatan dalam pertahanan (Arab)

Ridhoillah = keridhoan pada Allah; Ridhonya Allah. (Arab Indonesia)

Papa mama memberi nama ini juga dengan penuh syukur, doa dan harapan yang tulus.


Muhammad Daffa Ridhoillah: merupakan Cita-cita agung dari kami sebagai orangtua, semoga ananda menjadi lelaki yang memiliki sifat-sifat nabi Muhammad, dalam membela, memelihara diri dan kekuatan yang semata-mata dalam jalan keridhoan Allah SWT.


Rahmah Ramadhani Garnetta

Rahmah (رَØ­ْÙ…َØ©ٌ): Kasih Sayang, Rahmah, Rahmat, kelembutan hati, rezeki (Arab)

Ramadhani : Bulan Ramadhan,(Arab)

Garnetta : Permata merah (latin); Visi membawa kesejahteraan,  Lembut, baik, pekerja keras, tidak dibuat-buat dan unik (Inggris)


Papa mama memberi nama ini juga dengan penuh syukur, doa dan harapan yang tulus.


Rahmah Ramadhani Garnetta : Merupakan rahmat Allah yang dilahirkan pada bulan Ramadhan yang berjiwa dan berhati lembut, penuh kasih sayang, baik, pekerja keras, tidak dibuat-buat, memiliki keunikan sendiri laksana Permata merah bagi keluarga dan masyarakat.



Aamiiin ya Robb. Semoga anak-anak hamba menjadi anak yang sholeh dan sholehah...

Monday, September 08, 2014

Mengapa Bisa Jatuh Cinta Lagi?


diambil (copas dari tulisan Alimah Fauzan di kompasiana.com dengan beberapa editan dari saya)
 
Selalu ada yang bermakna, ada yang perlu bertahan pada diri siapa pun dan dalam situasi apa pun, seperti misalnya kesetiaan dan keutuhan perkawinan. Bukankah selain ada filsuf Herakleitos (5 SM) yang menyatakan bahwa hidup adalah perubahan, dunia juga dilengkapi dengan filsuf Parmenides (5 SM) yang menyatakan bahwa senantiasa ada yang bertahan, ada yang tetap di balik perubahan itu.
Sebelum seseorang ‘mendesak’-ku menjawab pertanyaannya pada suatu malam, aku sudah terpuaskan dengan kalimat Parmenides. Saya pernah sharing tentang ini karena ini sangat penting. Hampir dari teman-teman perempuan saya yang sudah berkeluarga mengalami hal ini. Namun ada yang diam, dan ada yang berbagi. Kalimat di atas setidaknya, untuk sejenak mampu mengantarku berpikir bijak. Ini tentang sesuatu rasa, ujarnya, yang ‘datang’ tiba-tiba lalu ‘mengubah’ sebuah ‘tatanan’ secara perlahan. Sesuatu itu adalah rasa yang biasanya disimpulkan sebagai “cinta”. Sekilas terlihat gegabah menyimpulkannya sebagai sebuah cinta, apalagi rasa itu muncul tak terduga pada jiwa yang sudah berkomitmen dengan sosok lain yang lebih tepat. Sekilas, memberi jeda pada diri untuk berkutat dalam rasa semacam ini memang terkesan sangat tidak produktif. Setidaknya demikian bagiku ketika rasa-rasa semacam ini muncul. Namun inilah yang terjadi, bisa jadi hampir semua jiwa merasakannya, sanggah seseorang tersebut. Apalagi seorang perempuan yang mengalaminya, lanjutnya. Lalu kami, para perempuan, mencoba menggali lebih dalam, jawaban yang tepat untuk memuaskan rasa heran kami.
Dia, sahabat perempuanku, ini masih dengan pertanyaannya tentang bagaimana bisa seseorang yang telah memiliki suami yang begitu menyayanginya tiba-tiba hatinya menaruh simpati pada lelaki lain? Aku tidak bisa asal menebak, namun berdasarkan obrolanku bersama sejumlah sahabat perempuanku, pertanyaan ini akan muncul pada siapa saja baik lelaki maupun perempuan. Bahkan seorang sahabat yang sudah berumah tangga cukup lama dan memiliki anak-anak yang telah tumbuh dewasa, ia mengaku sering sekali mengalami rasa semacam ini. Ia mengistilahkannya sebagai “riak-riak” dalam rumah tangga. Bahkan sepanjang menjalani rumah tangga, sudah tak terhitung berapa kali rasa semacam itu mendatanginya. Tidak bisa dipungkiri, pengalaman adalah guru terbaik kehidupan.
Maka sepertihalnya ketika mengalami kegundahan yang sama, kami pun tak berhenti untuk memuaskan rasa ingin tahu kami mengapa hal semacam ini bisa terjadi. Termasuk ketika salah seorang kawan yang lain bercerita, bahwa seorang manusia bisa jatuh cinta pada siapa pun dan dalam situasi apa pun, tanpa perlu mempersoalkan mengapa tiba-tiba ia jatuh cinta. Persoalan klasik seperti jatuh cinta lagi pun semakin mendapatkan momentumnya di tengah-tengah dunia yang cepat berubah dan tidak pasti ini. Godaan atau tawaran pesona duniawi pun sering datang sehingga banyak orang sering melupakan bahwa sebenarnya selalu saja ada yang tetap, ada yang bertahan.
Inilah yang sering dilupakan para pendukung suatu perubahan, sehingga tidak aneh jika persoalan klasik jatuh cinta lagi, perselingkuhan, perceraian selalu berulang atau makin sering terjadi. Persoalan jatuh cinta lagi bagi mereka yang telah memasuki rumah perkawinan itu hanyalah satu contoh betapa manusia selalu terlibat dalam ketegangan antara kutub perubahan dan ketetapan, sebagaiman diskusi dua filsuf klasik Yunani mengenai dua prinsip yang mendasari kehidupan itu.

Mengapa orang bisa jatuh cinta lagi?
Ia memulainya dengan pertanyaan mendasar itu. Juga tentang mengapa mesti melanjutkannya dalam perselingkuhan, entah diam-diam atau terang-terangan, dan mengancam perkawinannya? Untuk menjawabnya, aku sangat terpuaskan oleh salah satu uraian dari yayasan Lumbini yang coba kuurai lagi sini. Ini bukan buah pikiranku, aku hanya coba edit sedikit. Di sisi lain, bagiku ini penting untuk bisa berbagi menjawab keresahan-keresahan yang dialami perempuan-perempuan atau mungkin lelaki yang mengalaminya. Menurut artikel ini, bisa saja itu terjadi dikarenakan setiap orang punya peta cintanya sendiri, yaitu semacam panduan batin yang menuntun orang untuk memilih teman hidupnya. Peta cinta yang merupakan suatu prototype tertentu dalam gambaran batinnya, seperti apa lawan jenis yang disukainya. “Kamu adalah tipe ideal saya.” Itulah Wanita Idaman Lain (WIL) saya atau Pria Idaman Lain (PIL) saya. Seperti ahli pasikonalisa, Carl Gustav Jung (1875-1961), The Undiscovered Self, (1968), dalam diri setiap manusia itu terkandung dua prinsip yang saling berlainan namun saling melengkapi, yaitu prinsip anima (prinsip feminim) dan animus (prinsip maskulin). Selain itu, setiap orang juga memiliki typus idealnya termasuk terhadap lawan jenisnya. Karena itu, bisa jadi bahwa WIL seseorang adalah typus ideal dan prinsip anima yang terdapat dalam diri seorang laki-laki, dan PIL seseorang adalah typus ideal dari prinsip animus yang terdapat dalam diri seorang wanita.
Tipe ideal itu tidak selalu hanya menyangkut fisik saja, namun juga bisa menyangkut kualitas-kualitas atau sifat-sifat tertentu. Ada lelaki yang lebih suka pada wanita keibuan, pada perempuan yang atraktif, pada perempuan yang berdada besar atau berpanggul lebar, dan seterusnya. Begitu juga dengan perempuan. Ada yang lebih suka tipe pria kerempeng, pria berotot, yang tepos atau berdada bidang atau lebih tertarik pada pria kebapakan.
Setiap orang memiliki tipe idealnya. Karena itu masing-masing orang memiliki ciri khasnya dan tipe-tipe lawan jenisnya tersendiri. Apabila perangai-perangai ini dikombinasikan maka akan terdapat banyak macam perangai, dan mungkin dalam diri setiap manusia pun mengandung perangai-perangai itu. Namun biasanya juga mungkin hanya ada salah satu atau beberapa saja perangai yang menonjol dan sangat dominan pada diri seseorang.
Begitu beragamnya tipe-tipe seseorang, sehingga tidak mudah mendapatkan pasangan yang sungguh-sungguh ideal. Karena itu dalam perkawinan bisa jadi tidak semua orang berhasil mengabulkan peta cintanya. Tidak semua orang menikah dengan orang menurut gambaran peta cintanya. Dan (barangkali ini faktanya) temyata banyak suami atau istri menemukan sosok dan pribadi yang tidak sesuai dengan peta cintanya justru setelah terlanjur menikah.

Jatuh Cinta dan Selingkuh
Kegagalan lelaki dan perempuan menemukan tipe idealnya pada istri atau suaminya inilah yang berpotensi menjadi bom waktu perkawinan jika suatu hari suami atau istri punya peluang jatuh cinta dengan orang yang punya tipe persis sama seperti gambar dalam peta cintanya. Peta cinta yang mencerminkan kekasih ideal, kekasih idamannya.
Maka itu, (walaupun ini bukan pembenaran) rasanya ada yang berpendapat wajar saja kalau orang bisa jatuh cinta lagi, meski barangkali perkawinannya itu sendiri berjalan dengan baik dan bahagia. Tidak mustahil suami atau istri yang tampaknya baik dan setia itu temyata memiliki WIL (Wanita Idaman Lain) atau PIL (Pria Idaman Lain).
Kemungkinan untuk jatuh cinta lagi itu terbuka bagi setiap pasangan. Perkawinan yang bahagia dan moral yang kuat pun belum menjamin orang itu tak jatuh cinta lagi. Masalahnya mungkin bukan karena sengaja atau memang kepingin menghancurkan perkawinan, tapi soalnya karena situasi dan kondisilah, baik internal-dalam diri maupun eksternal-lingkungan yang bisa memungkinkan orang itu terjatuh.
Jatuh cinta lagi itu meski tampaknya wajar dan bisa dimengerti, namun berbahaya bagi keutuhan perkawinan, dan ini bisa diibaratkan seperti kehadiran virus dalam tubuh yang sukar dicegah. Virus ini dapat masuk dan segala pintu: ruang kerja, business dinner, kampus, tempat kursus, jaian-jalan luar negeri, tempat ibadah, ruang kelas, sampai di rumah sendiri pun bisa ditembus olehnya. Sepertinya setiap suami itu diincar oleh seribu perempuan lain, begitu pula istri pun banyak yang mengincar.
Harold Bessel Ph.D, yang banyak menekuni soal-soal cinta dan pilihan teman hidup mengungkapkan bahwa unsur atraksi romantic (romantic attraction), dan kematangan emosi (emotional maturity) sebagai faktor yang juga ikut menentukan mutu suatu perkawinan dan menjadi bahan pertimbangan bagaimana orang memutuskan pilihan teman hidupnya. Tiadanya kedua atau salah satu dari unsur tersebut dapat menggoyahkan perjalanan perkawinan.
Mungkin saja suatu hari suami maupun istri menemukan atraksi romantiknya pada perempuan atau lelaki lain. Keterpikatan dalam pertemuan lelaki-perempuan yang sudah bersuami atau beristri tersebut punya makna erotik dan terasa menemukan peta cintanya. Perempuan atau, pria ideal yang sesuai dengan peta cintanya dan tidak ditemui dalam hidup perkawinannya, sehingga membuatnya jatuh cinta dan membawanya ke jenjang perselingkuhan dan perkawinan.

Tidak Semua dan Tidak Selalu
Peluang untuk jatuh cinta dan jatuh cinta lagi seperti itu memang besar sekali. Bisa saja terus berulang saban kali suami atau istri bertemu dengan tipe idealnya lagi. Tetapi, sebagaimana kehidupan mumi dan suci itu dimungkinkan meski banyak cobaan dan godaan, tentu saja tidak semua orang haras mengumbar emosinya sehingga peluang jatuh cinta lagi itu haras dijadikan kenyataan.
Tidak selalu suami atau istri yang memiliki pasangan bukan idealnya merasa dibenarkan untuk jatuh cinta lagi dan mengadakan perselingkuhan. Keterlibatan orang dengan agama, etika, adanya rasa kesetiaan, sikap dan pandangan hidup yang bijaksana, menjadikan mereka kuat untuk tidak jatuh cinta lagi atau berselingkuh.

Godaan dan Jalan Kesempurnaan
Pada umumnya dalan sepanjang hidup perkawinan, hampir mustahil pasangan hidup itu dapat selalu berjalan di jalan yang mulus tanpa hambatan dan godaan. Setiap suami atau istri tampaknya akan merasakan untuk jatuh cinta kembali, atau mungkin ditaksir dan menaksir kembali oleh perempuan atau lelaki lain.
Untuk itu, bila saat untuk jatuh cinta lagi itu datang, hendaknya suami atau istri siap dan dapat memahaminya. Tidaklah harus terkejut atau menjadi histeris karenanya, namun sebaiknya dapat menyikapinya sebagai fenomenan yang mungkin dapat terjadi dan pandanglah lebih dulu sebagai godaan, tantangan yang harus dihadapi.
Di situlah barangkali letak seninya hidup perkawinan. Godaan harus dihadapi bahkan sebelum dia datang. Bila jeli dan waspada sebenarnya malapetaka perkawinan yang bersumber dari jatuh cinta lagi itu tidaklah datang mendadak dan tiba-tiba. tapi perlahan-lahan. Bukankah the devils comes in small steps? Bukankah setan yang menggoda kita datang menggoda dengan cara yang sangat kecil dan langkah kecil, sehingga bisa jadi kita menganggapnya bukan karena godaan setan itu?
Meski virus perkawinan itu lihai dan licin, betah dan sabar membidik mangsanya secara perlahan-lahan, sesungguhnya dia dapat dideteksi dan ditangkal seawal mungkin. Dengan kewaspadaan dan niat, kehendak (cetana) yang sungguh-sungguh mau menghindari, serta mencermati untuk tidak membiarkan dan menciptakan kondisinya, maka virus itu tidak akan dapat menuntut untuk berkembang biak. Bila pasangan anda itu baik dan setia meski mungkin bukan tipe ideal, mengapa harus jatuh cinta lagi kepada orang lain dan meneruskannya ke jenjang perselingkuhan atau perkawinan? Cobalah limpahi pasangan anda yang baik dan setia itu dengan kehangatan, perhatian, dan penghargaan.
Dengan demikian, mungkin dia justru akan jatuh cinta lagi bukan kepada wanita, istri atau lelaki, suami orang lain melainkan kepada anda sendiri. Apakah bukan lebih bak buat dia jatuh cinta kembali kepada anda atau membuat diri anda jatuh cinta kembali kepadanya.
Mungkin pada awalnya memang banyak perkawinan yang didasari oleh semata kecantikan dan kemegahan lahiriah dan gairah seks saja, sebagaimana dengan kehendak dari banyak orang dalam memasuki perkawinan hanya semata untuk dapat bergaul secara seksuil. Namun, dalam perjalanannya. keindahan daya tarik seksuil itu semakin memudar dan tidak lagi menjadi misteri yang mempesona, dan dalam sisi yang lain, sifat, watak, kepribadian lah yang akan menjadi taruhannya.
Lebih dari itu, sesungguhnya yang sangat ideal, yang sempurna dan bernilai 100 dalam hidup perkawinan dan juga dalam realitas tidaklah selalu ada. Yang ada adalah upaya memperjuangkan dan mewujudkannya. Bila daya tarik fisik mungkin telah tidak mempesona lagi, bukankah masih banyak segi-segi lainnya dari sisi dalam atau pribadi pasangan yang masih menawarkan pesona misterinya dan masih dapat digali, diselami. Sumur yang dalam dan menyimpan air yang jernih dan pribadi yang penuh misteri itu tidak akan habis digali walau setiap hari ditimba dan diselami.
Masing-masing memang manusia mengandung misterinya sendiri yang tak habis diselami. Menyelami misteri pribadi pasangan akan membangkitkan kembali keterpesonaan terhadap sosok pasangan itu. Langkah ini mungkin dapat diawali oleh sebuah pertanyaan yang mencerahkan yang muncul di tengah malam ketika memandang dia berbaring, “siapakah orang ini sesungguhnya yang setia menemani saya selama bertahun-tahun?”
Meski barangkali orang memasuki perkawinan untuk menyempumakan dirinya dengan hidup berpasangan namun hidup perkawinan itu sendiri bukanlah sebuah kesempurnaan. Adalah perjuangan kita untuk meningkatkan yang serba terbatas dan belum sempurna itu dalam kehidupan kita.