Monday, November 22, 2004

Suasana Baru, Semangat Baru

Idealnya, setelah menghabiskan liburan yang cukup panjang (sekitar semingguan), masuk kerja dan bekerja dengan suasana hati dan semangat baru. iya kan? Ketika menginjakkan kaki pertama di pintu kantor, ternyata sudah berdiri berjejer teman-teman satu kantor. Dengan wajah-wajah ceria dan berseri kami bersalaman satu sama lain. Kebiasaan ini sudah berjalan beberapa tahun. Dengan jumlah pekerja yang (hanya)berjumlah 250 an orang, memang semua pekerja di kantor saya saling mengenal satu sama lain.
Dengan gelak tawa, saling menanyakan bagaimana suasana lebaran, pulang kampung apa tidak dan sebagainya.
Hari pertama bekerja, setelah liburan panjang, semoga semangat baru akan selalu menyertai hati dan jiwa yang berharap fitri ini... amin...

Thursday, November 11, 2004

Ied Mubarak, Selamat Hari Raya Idul Fitri 1425H

Maaf Lahir Bathin

Dengan Ketulusan Hati, ilalang liar menyampaikan:
"Selamat Hari Raya Idul Fitri 1425H. Taqobbalallahu Minna Waminkum, Mohon Maaf Lahir dan Bathin". Semoga Kita Dapat menjadi FITRAH, amin...



Tuesday, November 09, 2004

Suara Tak Bersuara

Aku ingin bermain-main saja disini.
Menemukan sesuatu kemudian membawanya pulang.
Pulang ke tanahku. Tanahku! yang menumbuhkan pohon-pohon ketamakan.
Yang menumbuhkan bunga-bunga cinta yang bermekaran.
Yang menumbuhkan aroma busuk, aroma wangi, bermacam-macam.

Aku ingin membawakan untukmu. aroma wangi, bunga cinta yang bermekaran.
Tapi, apa lacur?
Kadang aroma busuk dan ketamakan itu yang kugenggam.

Pernah, suatu waktu.
Kau lemparkan segenggam putik yang hampir mekar
Kujemput, mengharap akan mekar
Orang berteriak: haram jadah! itu tak pantas untukmu
Aku diam dalam tanya
Sungguh, bagiku engkau tidak pantas mendapatkan itu, bidadari

Kenangan akan duka dan ceria itu
akan menempel di langit-langit kamarku
Kamarku? tepatnya kamar mereka, yang aku tukar dengan keringat pesingku.

inspirated by Mr. C Tik Tak Tik Buruli

Monday, November 08, 2004

Bertemu, Cinta, Rindu, Mengapa?

Kau tanya aku, mengapa kita harus bertemu? Aku diam. Ku kira engkaupun tidak perlu bertanya, dan tidak perlu menjawab.
Waktu mengantar kita untuk bertemu.
Dan, kala engkau dan aku jatuh cinta. Itu soal lain.
Dan, saat kita menyadari cinta itu adalah bukan rel milik kita, kita menganggap, itu soal lain. Kita lalui, kita jalani. Seakan tanpa beban.
Padahal di lubuk hati, dikalbu, di keseharian kita, resah itu ada.
Kemarin, saat engkau berjanji untuk bertemu, melepas rindu. Akupun mengiyakan, menyetujui.
Engkau katakan, aku gelisah. Ingin melepas, tapi tak kuasa.
Aku katakan, akupun begitu. Aku ingin, tapi kurasa aku tak mampu.
Pertemuan itu, kurasa hanya indah di angan. Tapi tiada akan meringankan rindu.
Aku kadang ingin, ya, kadang ingin, rindu itu ada, hanya sebatas ada. Engkaupun begitu.
Tapi tak lama, saat lain kau katakan tak bisa pindah. Tak bisa melepas jeratan rasa.
Aku? Iya! Akupun begitu.
Saat kau tanya lagi. Sebenarnya mengapa kita harus bertemu? Apakah hanya untuk menderita rindu?
Aku tak bisa menjawab, tetap termangu.
Dan…. Rindu itu sepertinya tak pernah berlalu.

Monday, November 01, 2004

Suara Hati

Dan kelak, di saat begitu banyak jalan terbentang di hadapanmu dan kau tak tahu jalan mana yang harus diambil, janganlah memilih dengan asal saja, tetapi duduklah dan tunggulah sesaat. Tariklah nafas dalam-dalam dengan penuh kepercayaan, seperti saat kau bernafas di hari pertamamu di dunia ini. Jangan biarkan apapun mengalihkan perhatianmu, tunggulah, dan tunggulah lebih lama lagi. Berdiam dirilah, tetap hening, dan dengarlah hatimu. Lalu ketika hati itu bicara, beranjaklah dan pergilah ke mana hatimu membawamu. (Va'dove ti porta il cuore, Susana Tamaro)

Disaat keinginan, cita-cita dan harapan yang tumbuh dan berkembang di Samudera Angan, disaat langkah terasa sudah kehabisan energi karena selalu pada tapak yang kita rasa 'gagal', terkadang kata hati harus kita dengarkan.