Friday, September 17, 2004

Selesai Juga

Setelah melalui proses yang panjang dan melelahkan, akhirnya perundingan perubahan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang dulu biasa di sebut Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) selesai juga. Dari Perkiraan awal, perundingan direncanakan maksimal 10 kali pertemuan. Eh, ternyata perundingan tersebut berlarut hingga 36 kali pertemuan.
"Bah!!!! mengapa pulak, bisa lambat kali????"
Pertanyaan itu sering disampaikan teman-teman sesama pekerja di kantor saya.
Saya sendiri yang kebetulan ditunjuk sebagai team leader, merasakan betapa teman-teman menginginkan adanya peningkatan kesejahteraan. Disisi pekerja, tentu saya sangat maklum dan sayapun menginginkan hal itu. Dari pengamatan saya, isi KKB I hingga KKB VIII masih berisi hal-hal normatif, artinya masih berada di sekitar peraturan ketenagakerjaan yang ada. Sahingga, ya sahingga, :P saya berniat dan bertekad dalam KKB IX (sekarang namanya jadi PKB itu) agar hal-hal yang berhubungan dengan kesejahteraan pekerja lebih ditingkatkan, bukan hanya sebatas normatif, tetapi melihat kondisi perusahaan (yang menurut saya dan teman-teman satu kantor) saat ini cukup sehat dan dapat bersaing. Maka, saya bersama teman-teman satu team antara lain mengajukan penambahan jumlah THR, BONUS Tahunan dan Akhir Tahun, Biaya Kesehatan untuk Keluarga pekerja, Sistem Penilaian Yang Lebih Fair, Fasilitas Pekerja (Seragam, Kantin, Safety, Rest Room, Olahraga, dsb), Tour, Sistem Kerja Yang Nyaman, sampai ke masalah PENSIUN.
Dari sisi perusahaan, tentu mereka menginginkan efisiensi besar-besaran, kalau ada biaya-biaya yang bisa dipangkas, tentu perusahaan menginginkan itu terjadi. Perusahaan tentu menginginkan mendapat profit sebesar-besarnya.
Nah, dari kuatnya kedua kepentingan tersebut menyebabkan ada beberapa hal yang harus kami bicarakan dengan meminta pendapat pihak ketiga, yaitu depnaker, sehingga di dapatkan anjuran dari pihak ketiga. Tetapi, inipun masih diperlukan keingingan dari masing-masing pihak untuk menyelesaikan masalah (KESEJAHTERAAN di mata pekerja, tetapi COST bagi pihak perusahaan) ini.
Tentu saja, itu memakan energi dan fikiran kita. Baik itu bagi perusahaan, maupun team yang mewakili pekerja. Dengan semangat untuk tetap Win-Win solution, perusahaan dan pekerja terus berusaha untuk mencari jalan terbaik.
Alhasil, pada hari Jum'at 3 September 2004 perundingan PKB IX bisa kami selesaikan, dan kemarin Kamis tanggal 9 September 2004, saya dan seluruh team perunding bersama Top Management Perusahaan MAKAN-MAKAN BERSAMA di Restoran Pulau Dua Senayan Jakarta. Asyik.......!!!

Friday, September 10, 2004

Luka Itu

Tersentak!!!
Saat teman saya yang barusan menerima telepon dari istrinya berkata dengan nada sangat kawatir!
"Lang, barusan kira-kira 5 menit yang lalu, bom meledak di dekat kantor istri saya!"
"apa???!" Saya betul-betul tersentak! "Dimana?"
"Di Kuningan, dekat kedubes Australi, tadi istri saya bilang begitu"
"Terus...?"....................

Hari Rabu dan Kamis saya berada di Hotel Ashton Atrium - Senen untuk mengikuti seminar tentang Ketenagakerjaan. Seminar ini diikuti peserta dari berbagai propinsi. Termasuk Papua, Jawa Timur, Jambi, Riau, Halmahera (Maluku), Jawa Barat, Banten dan banyak lagi.
Dengan kejadian BOM di Kuningan itu, KONSENTRASI kami buyar.
Karena kami sedang seminar di hotel Amerika, yang konon juga menjadi sasaran BOM.
Sehingga, banyak yang memutuskan untuk pulang duluan dan tidak melanjutkan mengikuti seminar itu lagi....

Ya Tuhan!
ADA APA INI???
Apa yang terjadi dengan negeriku ini?
Saya tidak bisa menahan air mata, saat menyaksikan dari TV betapa nyawa-nyawa begitu murah dihargai. Betapa, orang dapat menghalalkan segala cara untuk mencabut nyawa orang lain. Betapa, kesedihan dan isak tangis terdengar dimana-mana.
Semoga para korban peledakan bom itu, mendapat tempat yang layak di sisiNya, dan keluarga yang ditinggalkan selalu tabah dan sabar menghadapi musibah ini... amin...