Wednesday, March 09, 2005

Menterjemahkan Sikap 'Seseorang' Terhadap Kita

Dalam suatu kesempatan saya mendapatkan imel dari seseorang yang mengaku pernah berkunjung dan membaca blog saya. Seperti biasa, sebagai perkenalan, dia memperkenalkan diri, nama dan darimana mendapatkan imel saya.
Setelah berbasa-basi, masuk ke pokok persoalan.
"LANG, SAYA MAU CURHAT NIH...! TENTANG PERSOALAN YANG SAYA HADAPI SEKARANG!"
Wah, dalam hati saya berkata "berarti saya jadi konsultan nih sekarang..." hehehe... *mode ge-er*
"Di kantor, saya mempunyai seorang teman yang pada saat bertemu dengan saya sudah mempunyai teman (pacar). Dari perjalanan pertama hingga tiga bulan ini, saya menyadari bahwa saya telah menemukan 'seseorang' yang betul-betul menggetarkan hati saya". begitu lanjutan imelnya.
BAH!!! Ternyata orang ini pengen cerita bahwa dia jatuh cinta. Alamak...
"Saya dan dia sudah sangat akrab. Kami sering pergi berdua, makan bersama dan sebagainya. Tapi, kadang saya merasa 'sakit' bila dia bercerita tentang 'pacarnya'. Padahal dari sikap dan perlakuannya padaku, saya yakin dia juga mempunyai perasaan yang sama dengan yang aku rasakan".
Wah-wah.... Dalam hati saya membatin, 'cewek ini memegang prinsip bahwa selama janur kuning belum melengkung di depan rumah, berarti kita masih berhak untuk mendapatkannya...' hehehe...
"Lang, mungkin kamu mengatakan 'tampaknya' saya begitu yakin, bahwa dia menyukai saya, bahkan mencintai saya. Tapi hati saya mengatakan bahwa itu BETUL adanya. Memang, sampai saat ini, kami belum menyatakan perasaan kami masing-masing. Diapun masih berstatus 'pacaran' dengan teman wanitanya. Ini yang membuat saya kebingungan. Disatu sisi, saya menginginkan kejelasan status saya SEBAGAI PACARNYA, bukan hanya sebatas teman, atau 'adik-kakak' yang sama sekali menurutku hanya sebagai 'simbol' semata..."
"Menurut kamu gimana Lang. Haruskah saya menyatakan APA YANG SAYA RASAKAN? Atau haruskah aku menunggu ucapan itu dari dia, sedangkan status dia masih berpacaran dengan teman wanitanya? Saya resah Lang, saya gelisah, bahkan semalam saya tidak bisa tidur memikirkan hal ini...."
"Tolong ya Lang, kasih saya solusinya... Thanks - Someone"

Sehabis membaca imel itu, aku jadi tersenyum. PERSOALAN KLISE! Tercetus dalam bibir saya. Tapi, upss! Tunggu dulu. Ini persoalan serius, yang seringkali dihadapi oleh siapa saja. Ini menyangkut masalah PERASAAN, reaksi kita MENYIKAPI Perlakuan orang lain, dan 'Soal Kecocokan'!
Berdua, terkadang menumbuhkan benih-benih perasaan
Kita, memang terkadang terbawa oleh perasaan kita TERHADAP perlakuan, atau sikap orang lain terhadap kita. Perlakuan yang baik, sopan dan 'nyambung' dengan apa yang kita fikirkan, akan membuat kita memberikan nilai plus kepada orang tersebut, bahkan kita-pun kadang langsung 'menafsirkan' diri bahwa kita 'sudah jatuh cinta' pada orang tersebut. Upss...! Maaf. Itu mungkin berlebihan. Tapi, kadang memang begitu. Kita terkadang menjadi 'terkecoh' dengan sikap dan kebaikan seseorang. Kebaikan dan perhatian seseorang (bahkan yang menurut kita sudah berlebihanpun) tidak bisa selalu diterjemahkan bahwa 'orang tersebut' menyukai kita, atau mencintai kita.
Gimana nih menurut anda...?


Untuk seseorang yang berkirim imel itu, bila engkau membaca postingan saya ini, jangan tersinggung ya... :)

No comments: