KEBAHAGIAAN
"Saya yakin, hal yang terpahit yang kamu alami, itu belum seberapa dibandingkan dengan apa yang aku alami" Seorang teman suatu hari mengungkapkan perasaannya padaku.
"Koq..?" Aku menjawab tidak mengerti.
"Iya, sekarang coba katakan padaku, apa yang terpahit yang pernah kamu alami!"
"Mau makan tidak ada yang dimakan, hidup tidak sama dengan orang lain" Aku menjawab
"itu belum seberapa kawan!!, belum seberapa Lang" Aku diam, "sekarang menurut kamu, mana yang lebih menyakitkan, kamu tidak punya makanan untuk dimakan karena tidak punya, atau punya makanan tapi kamu tidak bisa memakannya?"
"itu mah sama saja..." aku menjawab seadanya. "Berarti kita tidak bisa makan toh?"
"Tidak, dong! Kalau kita tidak mempunyai makanan, jelas kita bisa mencari. Ini keadaannya berbeda, kami mempunyai makanan, tapi kami tidak boleh memakannya. Sakit sekali bukan!!!"
Itu Penggalan percakapan antara aku dan temanku beberapa hari yang lalu.
Percakapan yang terjadi diantara kami itu, membuatku berfikir tentang makna kebahagiaan (dan kemalangan).
Saya pernah mendengar, bahwa setiap orang pernah merasakan suatu keadaan dimana dia merasa bahwa dirinya adalah orang yang paling malang, mungkin PALING MALANG DI DUNIA INI, pada saat itu, dia merasa tidak ada orang lain yang lebih malang dari dirinya....
Begitupun sebaliknya, ada saat orang merasakan suatu keadaan dimana dia merasa bahwa dirinya adalah orang yang paling bahagia pada saat itu, mungkin PALING BAHAGIA DI DUNIA INI, tidak ada orang lain yang lebih bahagia dari dirinya....
Aku berkesimpulan bahwa Kadar atau ukuran kemalangan dan atau kebahagiaan yang kita pakai, ternyata tidaklah sama...!!
Bila A dan B terpaksa terlambat kuliah karena angkutan yang membawa mereka mogok, (katakanlah keadaan yang mereka hadapi sama), misalnya karena terlambat itu, mereka diberi tugas oleh dosennya untuk membuat kesimpulan bab V; maka si A dan B belum tentu akan berfikiran sama tentang tugas yang diberikan oleh dosennya itu.
Barangkali si A tidak merasa bersalah dan tidak patut dipersalahkan datang terlambat kuliah, karena memang dia tidak berencana untuk terlambat. Dia berangkat seperti biasanya, pada jam yang biasanya dia tidak terlambat sampai ke kampus untuk mengikuti perkuliahan.
Sehingga menurut si A, tugas dari dosennya itu adalah hukuman sekaligus menjadi beban (penderitaan / kemalangan) baginya. Dia mengerjakan tugasnya dengan rasa jengkel dan ogah-ogahan.
Barangkali B berfikiran lain. Dia merasa bahwa sudah selayaknyalah dia diberi tugas lebih oleh dosennya. Karena waktu masuk kuliah, mahasiswa lain sudah mengikuti perkuliahan bab V yang ditugaskan oleh dosennya itu. Sehingga, dia berterimakasih pada dosennya, karena dengan demikian dia tentu akan membaca dan mengerti apa yang tidak di dapat dari dosennya, karena datang terlambat itu. Dia merasa bahwa dosennya bersifat sangat bijaksana, dan ia mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosennya itu dengan penuh kesenangan dan kebahagiaan.
SATU KEADAAN SAMA yang DIPANDANG BERBEDA oleh Dua orang...
Penderitaan atau kemalangan dan Kebahagiaan ternyata adalah bagaimana cara kita memanage perasaan kita saat mensikapi suatu persoalan yang kita hadapi.
BAGAIMANA MENURUT ANDA??
Po5t3d by : 1lalang L14r
No comments:
Post a Comment