Suatu hari Alexander Smith, seorang penyair
Skotlandia menyatakan: love is but the discovery of ourself in others,
and the delight in the recognition.
Bagi pemuda seperti Joni, perkataan penyair yang bersama Sydney Dobell melahirkan karya populer Soneta Perang (1855) tersebut, menemukan makna dalam kehidupannya.
Sebagai pemuda
eSTewe (setengah tua), Joni nyaris memiliki semua yang didamba
perempuan. Wajah ganteng, kekayaan, dan hati yang tulus.
Sayang, ada sedikit yang mengganggu penampilannya. Ia agak bongkok.
Belakangan Joni gundah. Ia sedang jatuh cinta. Adelia, putri pengusaha Bandung yang ditemuinya tahun lalu menjerat hatinya.
“Memang Nak Joni baik hati. Namun terus terang putri saya sebenarnya takut pertama kali berkenalan dengan Anda.”
Itu perkataan ayah sang gadis kepadanya.
Sayang, ada sedikit yang mengganggu penampilannya. Ia agak bongkok.
Belakangan Joni gundah. Ia sedang jatuh cinta. Adelia, putri pengusaha Bandung yang ditemuinya tahun lalu menjerat hatinya.
“Memang Nak Joni baik hati. Namun terus terang putri saya sebenarnya takut pertama kali berkenalan dengan Anda.”
Itu perkataan ayah sang gadis kepadanya.
Tanpa putus asa, minggu lalu Joni minta izin bertemu secara pribadi dengan sang pujaan hatinya itu.
Syukur, Adelia menerima kehadiran Joni. Mereka bercakap-cakap tentang banyak hal, sampai akhirnya tiba pada topik yang penting soal hubungan kedua insan. Tentang mereka berdua.
“Apakah Lia percaya, jodoh ada di tangan Tuhan, bahkan sudah ditentukan sebelum kita dilahirkan?” tanya Joni
“Oh, ya saya percaya itu,” jawab sang gadis.
“Tradisi
keluarga kami pun begitu,” kata Joni lebih lanjut.
Menurut Joni, umumnya begitu seorang bayi lahir di dalam keluarganya, para sesepuh berteriak sambil menengadah kelangit, “Seorang anak telah lahir!” Lalu disurga terdengar jawaban, nanti jodohmu adalah si Anu.
Menurut Joni, umumnya begitu seorang bayi lahir di dalam keluarganya, para sesepuh berteriak sambil menengadah kelangit, “Seorang anak telah lahir!” Lalu disurga terdengar jawaban, nanti jodohmu adalah si Anu.
“Hal itu mereka lakukan ketika saya dilahirkan. Sayup-sayup
terdengar suara dari surga, ‘jodohmu bernama Adelia. Sayang, ia
terlahir bertubuh bengkok. “ mendengar itu seketika semua orang
menangis.
Saya pun menjerit, “Oh, Tuhan. Kasihan dia, kalau dewasa nanti ia akan menderita. Kumohon aku saja yang menanggung bongkoknya. Biarkan dia lahir dan tumbuh sebagai gadis cantik.”
Saya pun menjerit, “Oh, Tuhan. Kasihan dia, kalau dewasa nanti ia akan menderita. Kumohon aku saja yang menanggung bongkoknya. Biarkan dia lahir dan tumbuh sebagai gadis cantik.”
Suasana
pertemuan menjadi hening. Percaya atau tidak, ketulusan cinta Joni
menguatkan pernyataan Alexander di atas. Kedua sejoli itu akhirnya
menikah.
Intisari, September 2006 No. 518 Tahun XLIII
sumber: http://excel2102.wordpress.com
No comments:
Post a Comment