aku tersenyum kecut
tak yakin tekadku satu
lupakan kamu
yang terus bermain-main di pelupuk mata
yang masih bernyanyi di aliran darah
urat kakiku kurasakan gontai
aliran hidup terasa lambat
udara yang ku hirup terasa kering
terik terasa menguras air sukmaku
Dahagaku akan sapamu
mengais harapan di ujung pematang
sawahku kerontang tak menghijau
musim ini seakan terbius sikapmu
Tangerang, 19 Oktober 2006
No comments:
Post a Comment